
KH. A. HUDAN DARDIRI (83), tokoh pendidikan, tokoh Pramuka, juga tokoh Partai Golkar Jawa Timur, Selasa (26/06) pukul 04.20 WIB telah berpulang.
IMA Putri Kelima (Alm) HUDAN DARDIRI waktu dihubungi suarasurabaya.net di Malang Selasa pagi mengatakan, bapaknya meninggal di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang setelah dirawat sejak 11 Juni lalu di rumah sakit tersebut karena menderita penyakit diabet.
“Waktu itu check up biasa, tapi diminta dokter langsung ngamar, karena kadar gula tinggi. Dan akhirnya dirawat sampai meninggal tadi pagi,” tuturnya.
Menurut IMA, bapaknya merupakan orangtua sekaligus teman dalam hidupnya. “Bapak orangnya sangat demokratis sekali. Ada masalah kita biasanya minta nasehat bapak. Kalau bapak misalnya berbuat salah juga selalu menerima masukan, dan benar-benar nggak pilih-pilih kalau berteman,” kenangnya.
Kata IMA, HUDAN DARDIRI yang baru melaksanakan ulang tahun ke 83 pada 7 April 2007 lalu, hingga diakhir hayatnya ini dipercaya menjadi Andalan Nasiomal Gerakan Pramuka.
Almarhum HUDAN DARDIRI meninggalkan enam anak, yaitu RULLY, IIN, IDA, NANA, IMA, dan IRA. Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka Jl. Langsep No.49 Malang, dan rencananya akan dimakamkan ba’da Dzuhur di Makam Kasin Malang.
WIDODO Pembantu Rektor III yang juga Humas Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya waktu di rumah duka dihubungi suarasurabaya.net menambahkan, HUDAN DARDIRI semasa hidupnya banyak berjasa di berbagai lembaga.
“Beliau mantan Rektor IKIP PGRI (sekarang UNIPA) Surabaya. Beliau juga sebagai penasehat DPD Partai Golkar Jatim, Mantan Bupati Jombang, matan Walikota Pasuruan, mantan anggota MPR, mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, dan menjadi Andalan Nasional Gerakan Pramuka,” jelasnya.
Menurut WIDODO, sosok HUDAN DARDIRI merupakan orang yang luar biasa. Hampir semua ada dalam diri almarhum. “Beliau ya sebagai seorang guru, ulama, seorang yang patut diteladani dari segala sudut. Setiap orang yang memerlukan bantuan ngomong ke beliau mesti dibantu. Apalagi masalah finasial, beliau nggak pernah ngomong nggak bisa. Di bidang seni budaya juga berjasa. Kami merasa sangat kehilangan, bahkan mungkin semua lapisan masyarakat. Ini terbukti para pentakziah banyak sekali yang datang ke sini (rumah duka-Red),” kata WIDODO.(ipg/ipg)
Teks Foto:
– KH HUDAN DARDIRI
Foto: Dok. UNIPA Surabaya