Ketua Masyarakat Paliatif Indonesia (MPI) Cabang Surabaya, dr. AAGUS ALI FAUZI, PGD.Mall.Med(ECU), mengatakan sangat bangga bahwa di wilayahnya kini telah terdapat Puskesmas yang mampu mendirikan Poliklinik Paliatif & Bebas Nyeri, yaitu di Puskesmas Balongsri, Kec. Tandes, yang juga sebagai Puskesmas percontohan di Kota Surabaya.
“Saya bisa menjamin bahwa Puskesmas Balongsari di Kec. Tandes ini merupakan Puseksmas pertama di Indonesia yang berani membuka Poli Paliatif dan Bebas Nyeri,” katanya, disela-sela Pelatihan Paliatif bagi 18 orang kader kesehatan di Puskesmas Balongsari, Kec. Tandes, Kota Surabaya, Selasa (26/06) kemarin.
Pelatihan berlangsung sejak 25 Juni hingga 28 Juni 2007, di Aula Kec. Tandes. AGUS meyakini itu berdasarkan pertemuan MPI di Jakarta belum lama ini, dimana dirinya hadir bersama Prof. dr. R. SUNARYADI TEJAWINATA, SpTHT, FAAO. PGD.Pall.Med (ECU).
Dalam pertemuan itu dinyatakan belum semua rumah sakit membuka poli paliatif & bebas nyeri (P&BN), apalagi Puskesmas. Dari pertemuan MPI nasional itu diputuskan untuk disosialisasikan hingga ke masyarakat. Sedangkan lembaga pelayanan kesehatan terendah di masyarakat adalah Puskesmas.
“Mengapa P&BN disosialisasikan, karena pelayanan paliatif bisa berkembang tidak hanya untuk pasien kanker, tetapi bisa untuk penderita HIV/AIDS, manula/jompo, stroke, dan yang lainnya,” terang dr AGYS ALI FAUZI, yang juga Wakil Ketua Pusat Pengembangan P&BN RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini.
Setelah dari Jakarta, dalam pertemuan yang diadakan Dewan Kota Surabaya, Kepala Puskesmas Balongsari, dr. MAYA SYAHRIA SALEH, melakukan presentasi berdasarkan hasil pengamatannya door to door di masyarakat dalam melaksanakan program PHN (Public Health Nursing).
Dalam presentasi itu, dr. MAYA, mengutip siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (27/06) menerangkan di sekitar wilayah tugas Puskesmas Balongsari terdapat 24 orang penderita kanker.
Presentasi dr. MAYA tersebut disambut positif oleh Prof. SUNARYADI yang hadir saat itu. Kemudian ditindaklanjuti secara kedinasan untuk diaktifkan. Karena anggaran terbatas, sempat tersendat. Tetapi dengan jemput bola, yang dilakukan Puskesmas Balongsari ke Poliklinik Paliatif & Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo.
Menurut dr AGUS ALI FAUZI, setelah melihat laporan bawahannya, serta melihat sendiri kesiapan Puskesmas Balongsari, maka Kepala Dinas Kesehatan Kota, dr. ESTY MARTIANA RACHMIE, menyetujui Puskesmas percontohan di Kota Surabaya ini membuka Poliklinik Paliatif & Bebas Nyeri.(tok/tok)
Teks foto:
1. Aktivitas di Puskesmas Balongsari bersama beberapa Dokter.
2. Puskesmas percontohan di Kota Surabaya.
Foto: Dok. Humas UNAIR