Pengobatan komplementer (modern) dan alternatif (tradisional) di Rumah Sakit Indonesia harus berjalan secara sinergi. Hal itu disampaikan Dr BAMBANG GIATNO Staff Ahli Departemen Kesehatan mewakili Menteri Kesehatan saat membuka Hospital Exhibition yang digelar Perhimpunan Rumas Sakti Indonesia (PERSI) Jawa Timur di Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (11/04).
GIATNO mengatakan pengobatan alternatif satu diantara bentuk pelayanan rumah sakit yang berkembang pesat saat ini. Dan ini juga sejalan dengan visi dan misi Departemen Kesehatan untuk hidup mandiri secara hidup sehat dengan meningkatkan akses masyarakat yang berkualitas dengan melayani kesehatan non konvensional.
Rumah sakit pendidikan di Indonesia juga sudah sinergi dalam memberikan pendidikan antara pelayanan pengobatan komplementer dengan alternatif. Misalnya, RSU dr. Soetomo Surabaya dan RS Kanker Darmais Jakarta.
Pengobatan alternatif, menurut GIATNO, banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Seiring dengan berkembangnya pengobatan alternatif ini perlu diimbangi dengan pendidikan formal sebab kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi dari pengobatan alternatif perlu dijaga.
Terkait dengan kualitas pengobatan alternatif, GIATNO memaparkan, memang perlu bukti ilmiah agar diperoleh kajian standar pelayanan pengobatan tradisional sesuai dengan pelayanan medik dan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Apalagi Pendidikan formal dalam bidang pengobatan yang akan menghasilkan tenaga D3 dan S1 juga telah diselenggarakan.
Dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pelayanan pengobatan harus dibina dan diawasi agar berjalan seusai dengan UU yang berlaku serta dukungan semua pihak untuk memberikan perlidungan hukum bagi pelaksana pelayanan dari sarana kesehatan.
Teks foto :
1. Hospital Exhibition diikuti 241 peserta dan 50 perusahaan yang bergerak di bidang Medical Equipment
2. Alat-alat canggih kesehatan bisa dinikmati masyarakat di Hotel Shangri-La
Foto : RATNA suarasurabaya.net