
Sejumlah pengelola warung internet (warnet) di Kediri, Jatim, resah menyusul maraknya informasi akan adanya razia perangkat lunak komputer (software) yang dilakukan petugas kepolisian.
“Kami terpaksa tidak bisa mengoperasikan usaha ini secara penuh karena ada beberapa perubahan pada perangkat komputer kami,” kata SAIFUL, pengelola Warnet Difa di Jalan Slamet Riyadi, Kediri, pada Antara, Rabu (06/06).
Menurut dia, informasi akan adanya razia tersebut menyebar melalui miling list para pengelola warnet di Kediri. “Kami mengantisipasi saja, kalau-kalau ada razia, kami sudah siap,” kata pengelola Warnet Betha Net di Perempatan Tembus Kaliombo.
Ia mengaku, pendapatannya menurun sejak maraknya informasi akan adanya razia software tersebut karena terpaksa mengurangi jam operasional.
“Selain kami tidak bisa membuka secara penuh, beberapa komputer kami terpaksa tidak bisa dioperasikan secara maksimal karena ada pembenahan,” ujarnya.
Demikian pula yang dialami pengelola Warnet Zipnet di Jalan Hayam Wuruk Kediri yang terpaksa menutup usahanya pada jam-jam tertentu untuk menghindari razia.
Berbeda dengan Warnet Bina di Depan Pasar Bandar dan Warnet Pos di Jalan Mayjen Sungkono yang sudah siap jauh-jauh hari sebelumnya.
“Semua piranti lunak kami sudah sejak lama menggunakan program Linux, jadi kami sama sekali tidak takut dengan razia tersebut,” kata ANDRIAN, pengelola Warnet Pos.
Kedua warnet tersebut memiliki jaringan akses internet sendiri sehingga sejak razia dua tahun lalu keduanya telah merubah software pada setiap komputer para pengguna (user).
Selama ini di wilayah Kediri dan sekitarnya belum pernah digelar software bajakan, namun demikian sampai sekarang hampir semua pengelola warnet dan persewaan komputer sudah tidak menggunakan software bajakan.(ipg/ipg)