Warga Wisma Mukti di Kelurahan Klampis Ngasem Sukolilo, Senin (12/02) dikejutkan oleh gerombolan massa pengunjukrasa yang menutup gerbang perumahan mereka.
Sekitar 50 massa PT Uni Butonindo Perdana (UBP) yang memproduksi kancing di kawasan Brebek Industri II menggelar unjukrasa di depan perumahan tersebut menuntut JOHANNES GUNAWI pemilik PT Uni Butonindo Perdana membayar hak pesangon yang seharusnya mereka terima 3 tahun lalu.
SUPARJO juru bicara massa Serikat Pekerja Anak Bangsa yang menaungi pekerja PT UBP mengatakan seharusnya pesangon sebesar 2 kali UMPK dibayarkan manajemen pada Desember 2002 lalu, namun hingga kini para pekerja belum juga mendapatkannya.
“Padahal di pertemuan tripartit P4P sudah ada keputusan keharusan membayar pesangon pada kami,” tegas SUPARJO.
Dalam unjukrasa tersebut, massa memaksa masuk ke dalam perumahan namun gagal setelah dihalau polisi yang membentuk pagar betis di pintu masuk perumahan. Polisi sebenarnya memberikan kesempatan bagi wakil pekerja masuk dan menemui JOHANNES yang bertempat tinggal di Klampis Semolo Barat 16/Q-8, namun oleh JOHANNES ditolak karena pekerja menyertakan pengacara mereka.
Karena tetap ngotot ingin bertemu JOHANNES bersaa pengacaranya, para pekerja akhirnya membatalkan rencana dialog dan tetap menggelar unjukrasa di depan Perumahan Wisma Mukti. “Kalau perlu kita menginap di sini sampai JOHANNES mau menemui kami!” teriak seorang pengunjukrasa.
Akibat unjukrasa ini, warga Perumahan Wisma Mukti terpaksa keluar dari pintu lain di kawasan Semolowaru karena pintu masuk yang dibuka hanya cukup untuk masuk 1 mobil saja.
Teks Foto :
– Puluhan pekerja PT UBP berunjukrasa di rumah mantan boss di Wisma Mukti.
Foto : EDDY suarasurabaya.net