Sinar matahari bisa menyebabkan kanker kulit. Dari penelitian yang dilakukan para ahli, sinar matahari kontribusi terbesar penyebab kanker kulit dibanding faktor lainnya.
Demikian ungkap dr NI PUTU SUSARI WIDIANINGSIH SpKK Direktur Klinik Surabaya Skin Centre, menyikapi dampak penipisan lapisan Ozon terhadap kesehatan manusia.
Pada suarasurabaya.net, Selasa (27/11), mengatakan, sinar matahari bisa memicu penyakit kanker kulit karena efek penipisan Ozon. Dan ini berhubungan dengan masuknya radiasi ultra violet (UV) ke bumi.
UV yang masuk ke bumi, sebut SARI, bermacam-macam mulai UV E, UV B dan UV C. Sebagian besar yang mencapai permukaan bumi adalah UV E sebesar 95%-98% dan UV B hanya 2%-5% karena harus disaring oleh Ozon di lapisan Stratosfir. Sedangkan UV C sama sekali tidak masuk ke bumi karena sifatnya membunuh kuman-kuman patogen tidak masuk ke bumi.
Dengan fenomena penipisan Ozon ini, fungsi Ozon menyaring sinar berkurang terutama untuk UV B yang sifatnya menyebabkan kanker (karsinogenik), selain menyebabkan efek terbakar matahari (sunburn). Dengan penipisan Ozon, radisi UV B yang masuk menjadi lebih besar dan menyebabkan terjadinya kanker kulit.
“Ultra violet selain mutasi pada DNA juga menghasilkan foto produk di badan yang menimbulkan radikal bebas. Ini merusak sel-sel yang bisa menimbulkan kanker kulit,”paparnya.
Penyakit kanker kulit di Indonesia, sebut SARI, menduduki peringkat pertama bagi laki-laki dan peringkat ketiga bagi perempuan di Indonesia. Jenis kanker kulit terbanyak adalah Basalioma, Sucamoselcea dan Mellanoma. Mellanoma paling fatal dan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Basalioma efeknya hanya merusak di jaringan lokal.
Berdasarkan data dari American Society Cancer, kata SARI, insiden penyakit kanker terus meningkat. Dan yang memprihatinkan, adalah kanker kulit yang semula menyerang usia lanjut saat ini bergeser ke usia muda.
Untuk menekan tingginya penyakit kanker kulit, menurut SARI, pelarangan penggunaan bahan perusak Ozon (BPO) yang dilakukan pemerintah sangat tepat. Di sisi lain, preventif untuk kesehatan kulit juga harus dilaksanakan.
“Jangan dibiasakan terpapar sinar matahari di kisaran pukul 11.00 hingga pukul 14.00 WIB. Karena selama itu tingkat radiasi paling tinggi. Menggunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai dan dipakai dengan tepat, bisa mengurangi resiko terkena kanker kulit. Terakhir adalah pemberian antioksidan,”ungkapnya. (tin)
Teks foto :
– dr. NI PUTU SUSARI WIDIANINGSIH Sp KK
Foto : MAYA suarasurabaya.net