Senin, 16 Desember 2024
Setiap Anak Bisa Cerdas

Butuh Konsep Iman-Kebaikan

Laporan oleh Noer Soetantini
Bagikan

Intelek atau kecerdasan suatu hal yang fitrah. Semua anak mempunyai potensi untuk mencapainya. Demikian ungkap Mansor Haji SUKAIMI Konsultan Nury Institute of Family and Child Development Malasyia-Singapore di hadapan ratusan wali murid Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, Minggu (25/11).

Menurut SUKAIMI setiap manusia termasuk anak-anak ditugaskan menjadi Khalifah. Untuk itu setiap anak juga dibekalkan dengan ilmu terpendam dalam mengembangkan kecerdasan.

“Tinggal ikhtiar yang diusahakan dengan menggunakan konsep dan cara yang pas sesuai dengan sebab-tujuan manusia dijadikan, bersama Sunnatullah serta kemudahan yang dibekalkan oleh Allah SWT bagi manusia. Ikhtiar yang dijayakan melalui pensucian diri, hidup dan amalan,”paparnya.

Hanya dengan konsep cara bersama iman-kebaikan, kata SUKAIMI, barulah mungkin sukses dalam mengembangkan potensi sehingga manusia itu mudah mencapai hasil ‘yang ideal’ sebagai bukti kejayaan dan kebahagiaan. Dan inilah sebabnya mengapa pendidikan anak perlu dibuat dengan ilmu yang bernas serta iman dan kejujuran yang jitu.

“Karena anak perlu hidup dan tumbuh dalam keadaan murni dan berakhlak mulia. Ilmu tentang proses pengembangan potensi manusia sangat banyak. Cuma ada yang terikat kepada konsep-konsep yang sempit oleh sebab istilah dan kerangka dasar yang tidak selaras dengan sifat manusia itu sendiri,”tukasnya.

Dalam seminar “Cara Baru Membina Kecemerlangan Anak” di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, SUKAIMI menunjukkan perbedaan mendasar yang harus diubah mulai saat ini dalam mendidik anak-anak.

Misalnya, sekarang ini yang ada jalur pembangunan anak bersifat fisikal, saintrik dan empirikal. Cara baru yang bisa dikembangkan adalah jalur anak harus berisfat Ruhaniah bermula dari Alam Alastu hingga Sa’adah dengan menggunakan ilmu Saraf-Otak sebagai jentera-landasan untuk Ruh.

Kalau sekarang banyak mengambil panduan dari kajian kognitif (barat) serta kebutuhan hidup materialistik, sekolah dan profesional, menurut SUKAIMI, harus diubah dengan menjadikan Al Quran, Hadits dan Sunnah dijadikan sumber dasar yang cukup dan ilmu sains dimanfaatkan sebagai ilmu penolong.

“Anak selalu dilihat sebagai ‘anak kecil’ dan program-programnya didesain atas sifat kehendak atau terbatas untuk ‘anak kecil’. Seharusnya, mulai saat ini, anak dilihat sebagai insan kamil yang berada di tingkat awal dan program didesain atasi sifat “potensi dan istilah” insan kamil pada jalur usia yang berurutan,”pungkasnya. (tin)

Teks foto :
1. Sejak usia dini, anak-anak bisa dilatih mengembangkan kemampuan berbisnis seperti halnya orang dewasa. Anak-anak kelas V SD Muhammadiyah 16 mencoba memproduksi makanan dan dijual kepada peserta seminar
2. Anak-anak dilatih berkreasi tentang segala produk. Hasil keuntungannya, dikembalikan pada mereka dan yang paling banyak memberikan keuntungan, nilanya paling tinggi
Foto : TITIN suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Truk Tabrak Rumah di Palemwatu Menganti Gresik

Surabaya
Senin, 16 Desember 2024
25o
Kurs