
Angka putus sekolah di Surabaya sudah turun signifikan dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, Pemkot Surabaya terus mengupayakan pengembangan lembaga pendidikan informal maupun non formal serta dukungan anggaran.
Drs.BAMBANG DWI HARTONO Walikota Surabaya pada suarasurabaya.net, Rabu (02/05), terkait peringatan Hari Pendidikan Nasional, mengatakan sampai saat ini angka putus sekolah di tingkat SD hanya 0,08%, SMP 0,3% dan SMU 0,4%.
Kalau putus sekolah mencapai 0%, diakui Walikota Surabaya, sangat sulit. Ini berdasarkan rentang yang cukup jauh antara yang memiliki kemampuan intelektual dan yang tidak. Berikut penjelasan Walikota, {clip*1}.
Bahkan untuk sekolah kejuruan, ungkap Walikota, ada perubahan proporsi. Kalau dulu komposisi antara sekolah umum dan sekolah kejuruan 30 banding 70, sekarang bergeser jadi 40 banding 60. kimposisinua 30 dibanding 70 sekarang 40 banding 60.
Walikota menambahkan untuk dukungan anggaran pendidikan, prosentasenya terus ditingkatkan meski belum mencapai 20% seperti diamanatkan UU Pendidikan. Diharapkan dengan dukungan anggaran, proses belajar mengajar di Surabaya semakin lebih baik.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Surabaya, sebanyak 600 siswa SD se Surabaya dan 200 siswa TK memperagakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Dinas Pendidikan Surabaya juga meluncurkan Mobil Training Unit yang dilengkapi beberapa laptop di dalamnya serta LCD.
Teks foto :
1. Angka putus sekolah di tingkat SD di Surabaya hanya 0,08%
2. Walikota Surabaya mendampingi siswa SD saat mencoba laptop yang tersedia di Mobil Training Unit (MTU) milik Diknas Surabaya
Foto : TITIN suarasurabaya.net