Kesiapan Angkutan Lebaran 2017 mencapai 80 persen berdasarkan hasil peninjauan dan koordinasi oleh Kementerian Perhubungan di seluruh Indonesia.
“Koordinasi ini sifatnya kualitatif susah kita sebut berapa persen tapi paling tidak kita sudah menyentuh ke semua pelabuhan, bandara stasiun dan kereta api. Mengenai keharusan meningkatkan level keamanan itu kita harus meningkatkan karena itu harus dilakukan. Kira-kira sudah 80 persen siap,” kata Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan seusai berkoordinasi melalui teleconference ke seluruh operator dan otoritas bandara, pelabuhan dan stasiun seluruh Indonesia di Jakarta, Jumat (26/5/2017).
Dalam percakapan melalui teleconference tersebut, Budi mengecek kesiapan setiap operator serta kendala-kendala yang dihadapi menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2017.
Koordinasi tersebut melibatkan, di antaranya PT Kereta Api Indonesia, PT Angkasa Pura I dan II, PT Pelindo I, II, III dan IV, Kepala Bandara Unit Pelaksana Teknis, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan dan lainnya.
“Ini jadi suatu keharusan agar kita pastikan pesawat, kapal dan kereta api siap untuk dioperasikan setelah dilakukan ramp check (pemeriksaan kelaikan), maka tugas kita berikutnya adalah memantau kegiatan-kegiatan pada saat akan berangkat,” katanya seperti dilansir Antara.
Selain itu, Ia juga meminta kepada pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan untuk proaktif dalam menyukseskan masa Angkutan Lebaran 2017 ini.
Terkait keamanan di obyek vital transportasi, Budi meminta para operator untuk berkoordinasi secara aktif dengan TNI dan Polri dalam memperketat keamanan.
“Ada beberapa catatan dari kita semua, pertama keselamatan dan keamanan, saya menugaskan kepada dirjen, untuk meningkatkan keselamatan yang ada, oleh karenanya, dengan adanya kejadian teroris kemarin seperti di Kampung Melayu, saya meminta untuk bekerja sama dengan TNI dan Polri,” katanya.
Selain itu, Ia meminta jajarannya untuk melakukan persiapan secara khusus serta dikerahkan pihak-pihak yang bisa mengamati kegiatan-kegiatan mencurigakan.
Budi juga memberikan catatan lebih dalam moda laut yang dikhawatirkan akan membawa muatan lebih ditambah cuaca yang tidak menentu.
Ia menegaskan tidak ada toleransi untuk menaikan penumpang lebih dari kapasitasnya.
“Dan lebih lanjut khususnya, teman-teman yang ada di dinas pelabuhan, ada suatu batas jumlah penumpang yang harus ditoleransi, misalnya ada kapal 100, toleransinya katakanlah 120, itu ditetapkan KSOP, dan tidak ada yang ditolerir, karena kita tidak ingin suatu kecelakaan,” katanya.
Untuk angkutan udara, Budi menekankan tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti kasus Lion Air di mana penumpang masuk ke dalam kokpit pesawat.
“Mengingat beberapa saat lalu ada masalah di Durabaya, fungsi pemeriksaan pilot jelang keberangkatan harus dipastikan lagi,” katanya.
Adapun, moda darat, Ia mengimbau kepada pemudik agar tidak menggunakan sepeda motor dalam perjalanan jarak jauh dan memanfaatkan fasilitas mudik gratis yang telah disediakan oleh pemerintah dan perusahaan lainnya baik itu BUMN maupun swasta.
Selain itu, untuk kereta api, lanjut dia, harus dipertahankan dalam pencapaian nirkecelakaan (zero accident).
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub A Tonny Budiono menyebutkan pihaknya telah melakukan pemeriksaan kelaikan (ramp check) sebanyak 1.278 kapal di seluruh Indonesia.
“Kami sudah melakukan ramp check dan dari jumlah tersebut, semuanya laik,” katanya.
Budi menjelaskan bahwa saat ini banyak anomali-anomali cuaca yang sulit diprediksi, karena itu seluruh pihak terutama nakhoda mengantisipasi kondisi-kondisi tersebut.
Terkait kelebihan penumpang, dia memerintahkan seluruh operator untuk menyediakan angkutan tambahan agar seluruh penumpang bisa diangkut dengan selamat.
“Seperti di Makassar, itu tahun kemarin kelebihan 300 orang, akhirnya kita angkut dengan kapal lain. Pemberitahuan ini harus persuasif kepada masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Edi Sukmoro Direktur Utama PT KAI mengatakan angkutan motor gratis sudah mencapai 80 persen.
“Merujuk kepada kejadian di Kampung Melayu, total personel ditambah TNI ada 1.437 orang, TNI dan Polri yang BKO ada 266 personel,” katanya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan kenaikan pergerakan penumpang meningkat empat hingga enam persen dibanding tahun lalu, sementara dibandingkan dengan hari biasa naik delapan hingga sembilan persen.
“Pergerakan pesawat sendiri naik empat sampai lima persen dari tahun lalu dan enam persen dibanding hari biasa,” katanya.
Awaluddin juga akan memperketat pengamanan bandara dengan mengerahkan personel keamanan bandara (aviation security) serta TNI dan Polri sebanyak 3.498 personel.(ant/iss/ipg)