Mengisi bulan Ramadhan, para pemuda Jl. Kenjeran saat ini tengah menggelar pertandingan sepak bola api. Digelar di halaman terbuka RT 4 RW 2 Simokerto Kecamatan Simokerto, Surabaya acara ini berlangsung cukup meriah.
Sepak bola api yang lazim dimainkan di pesantren ini mengangkat filosofi keteladanan kisah Nabi Ibrahim yang dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud tapi tidak merasa kepanasan dan tidak terbakar sama sekali.
Mustofa Sam Pembina Karang Taruna RT 4 RW 2 Simokerto Kecamatan Simokerto yang menjadi pembina dan penggagas mainan tradisional bola api ini mengatakan, permainan sepak bola api ini bagian dari pelestarian permainan tradisional yang kini hampir punah.
“Kami ingin melestarikan kembali permainan tradisional ini. Sebagai kampung dolanan, kami akan menggelar event ini setiap tahun,” katanya kepada suarasurabaya.net.
Adapun bahan yang menjadi bola api terbuat dari Kelapa yang sudah tua yang airnya dibuang. Kemudian, kelapa tersebut direndam seharian di dalam minyak tanah.
Sebelum peluit kick off dibunyikan, para pemain memanjatkan doa terlebih dulu agar pertandingan lancar.
Bermain di lapangan berukuran 16 x 6 meter persegi, para pemain tanpa ada rasa takut memainkan pertandingan tanpa alas kaki. Penonton yang berjubel juga antusias bersorak ketika para pemain menggiring bola yang dipenuhi kobaran api.
Kampung Kenjeran Simokerto ini sudah menjadi kampung dolanan d sejak tahun 2010. Mustofa berharap, tahun depan akan menggelar Kompetisi Bola Api Piala Walikota. (bid)