Pemerintah berharap tidak ada perbedaan dalam menetapkan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H meskipun potensi beda itu ada.
Ada dua pendapat dalam menetapkan Idul Fitri. Muhammadiyah berdasarkan hisab atau hitungan kalender. Sedangkan pemerintah dan beberapa ormas Islam termasuk NU dalam menetapkan 1 Syawal merujuk pada hisab dan rukyat.
Muhammadiyah jauh hari sudah menetapkan hari raya Idul Fitri 1436 H jatuh pada hari Jumat (17/7/2015).
PBNU melihat posisi hilal 29 Ramadhan 1436 H yang bertepatan 16 Juli 2015 berada pada ketinggian 03 derajat 01 menit 58,9 detik. Jarak busur 05 derajat 43 menit, 58 detik dan umur hilal 09 jam, 26 menit 47,5 detik.
Apabila hilal dapat dilihat, PBNU akan mengumumkan 1 Syawal jatuh pada hari Jumat (17/7/2015). Sebaliknya apabila hilal tidak terlihat maka PBNU akan mengistikmalkan atau menyempurnakan puasa Ramadhan menjadi 30 hari. Sehingga hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Sabtu (18/7/2015).
“Pemerintah sendiri baru akan mengumumkan Idul Fitri 1 Syawal 1436 H pada sidang Isbat, Kamis (16/7/2015) merujuk pada hisab dan rukyat,” kata Menteri Agama.
Din Syamsudin Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, umat Islam sudah terbiasa menghadapi perbedaan, tidak perlu diributkan bila Idul Fitri harinya beda. (jos/dwi)