Joko Widodo Presiden RI menerapkan kebijakan untuk menurunkan tarif tol sebesar 25-30 persen saat H-10 sebelum dan H+5 setelah lebaran. Menurutnya, kebijakan ini akan mampu menstabilkan harga-harga pokok saat bulan Ramadhan nanti.
Namun, Arif Firmansyah pakar ekonomi dari Universitas Airlangga menuturkan bahwa kebijakan ini kurang signifikan kalau memang tujuannya untuk menjadi stabilisator harga.
“Apakah pendistribusian barang-barang itu melalui tol semua? Kalau tidak kan ya seakan-akan peraturan ini percuma saja. Saya pantau sopir itu kalau masih ada alternatif jalan yang tidak melalui tol, mereka itu lebih memilih untuk tidak lewat jalan tol, karena uang buat bayar tol kan bisa disimpan,” katanya saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (16/6/2015) di Universitas Airlangga.
Menurutnya, pemerintah beberapa waktu yang lalu harusnya tidak terburu-buru untuk mencabut subsidi BBM kalau memang ingin menstabilkan harga-harga saat bulan Ramadhan.
“Karena ini yang paling vital, kalau BBM itu dikembalikan menjadi harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat, itu yang akan memberikan stimulus yang kuat untuk tetap menjaga harga jual barang menjelang ramadhan menjadi tidak terlalu berlebihan harganya,” ujarnya
Arif menjelaskan betapa pentingnya subsidi BBM sebagai stabilisator harga pada saat bulan Ramadhan nanti.
“Karena mau lewat manapun pendistribusian barangnya, pasti butuh BBM kan. Mau lewat tol atau tidak kan pasti yang namanya BBM itu dibutuhkan. Apalagi kalau kita cermati naiknya harga-harga itu kan memang sudah naik jauh sebelum Ramadhan kan,” terang dia.
Selain itu, dirinya memberi saran kepada pemerintah untuk menjaga pasokan barang jangan sampai langka karena itu bisa menstabilkan harga-harga dan menjaga daya beli masyarakat.
“Faktanya kalau perkara Ramadhan ini permintaan barang dari masyarakat kan sangat tinggi ya. Tinggal bagaimana pemerintah itu bisa memastikan pasokan barang betul-betul tidak langka. Dan barang itu tidak nampak terbatas, agar tidak bisa dipermainkan oleh para spekulan,” jelasnya.
Namun Arif tetap mengapresiasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ini untuk mempersiapkan datangnya bulan Ramadhan nanti. Meskipun, memang menurutnya kebijakan ini tidak terlalu signifikan bagi masyarakat. (dop/dwi)