Sebanyak 80 siswa MTS Hasanah Tambaksari Surabaya kunjungi kantor Suara Surabaya Media pada Selasa (4/2/2025) siang.
Anisa Pipit salah satu guru yang turut mendampingi siswa MTS Hasanah Tambaksari Surabaya menjelaskan, tujuan company visit ini untuk mengenalkan kepada siswa mengenai dunia broadcasting yang saat ini sangat awam di kalangan siswa.
“Anak-anak sekarang sangat awam tentang radio, maka dari itu kami kasih lihat suasana baru agar mereka bisa punya impian yang lebih luas tidak hanya dokter, polisi, atau YouTuber,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.
Siswa MTS Hasanah Tambaksari Surabaya juga mendapatkan pembekalan dari Widya Safitri salah satu penyiar di Radio Suara Surabaya mengenai cara kerja radio, perubahan radio dari konvensional hingga digital, sampai teknik public speaking.
Anisa menyebut pembekalan tersebut sangat berguna bagi siswa untuk bisa lebih mengenal radio dan broadcasting.
“Materi yang dibawakan juga nantinya akan membantu siswa untuk lebih percaya diri,” ujar Anisa.
Nabila Inda Kirana salah satu siswi MTS Hasanah Tambaksari mengaku sudah mengenal Radio Suara Surabaya sebelum kunjungan ini. Nabila mengungkapkan bahwa materi public speaking yang diberikan sangat bermanfaat.
“Dari materi kunjungan ini, saya belajar bahwa public speaking bukan hanya tentang berbicara dengan baik dan benar, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri. Saya berharap bisa lebih percaya diri dengan menguasai public speaking yang baik,” kata Nabila.
Nabila memandang Suara Surabaya Media sebagai perusahaan media yang memiliki kredibilitas, dan tidak pernah menyebarkan hoax, sehingga mendapatkan rasa percaya dari masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, siswa turut diajak mengunjungi ruangan gatekeeper untuk mengetahui proses di balik layar Radio Suara Surabaya. Melalui kunjungan itu, siswa dapat mengetahui bagaimana proses di balik layar sebuah informasi diberitakan.
Anisa berharap dengan adanya kunjungan tersebut siswa bisa mengetahui lebih dalam mengenai dunia broadcasting, serta bisa memiliki impian yang lebih luas lagi.
“Semoga siswa-siswa kami bisa punya impian yang lebih, tidak hanya melulu tentang game. Biar mereka tahu pekerjaan ini tuh ada, pekerjaan penyiar itu ada, karena memang mereka masih awam tentang radio apalagi tentang media berita seperti ini.” ujarnya.(nis/dra/saf/ham)