![](https://www.suarasurabaya.net/wp-content/uploads/2025/02/IMG_5099-170x110.jpg)
Sebanyak 45 siswa dari SMP Katolik Santo Mikael Surabaya mengunjungi kantor Suara Surabaya Media, Kamis (13/2/2025) siang.
Cornelius Widya Venanto selaku guru yang mendampingi SMP Katolik Santo Mikael Surabaya mengungkapkan kunjungan tersebut bertujuan sebagai pengembangan kurikulum untuk mempelajari objek di luar kelas.
“Sebelumnya siswa belum pernah melakukan kunjungan ke radio, maka dari itu pada kesempatan ini kami mengajak siswa untuk mengunjungi dan mempelajari apa yang ada di industri radio,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Kamis.
Selain untuk mengenal radio secara keseluruhan, guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia ini mengungkapkan tujuan diadakannya kunjungan di Suara Surabaya juga untuk mempelajari public speaking.
Cornelius memaparkan Suara Surabaya dipilih sebagai media untuk kegiatan tersebut karena banyak sekali yang sudah familiar dengan salah satu radio terbesar di Jatim ini.
“Radio Suara Surabaya ini tidak asing bagi guru-guru dan bahkan para siswa, maka dari itu kami memilih Radio Suara Surabaya sebagai media untuk kunjungan ini,” ungkapnya.
Difance Sanamas salah satu siswa yang mengikuti kegiatan company visit di Suara Surabaya mengungkapkan bahwa ia sudah sangat familiar dengan Radio Suara Surabaya. Ia juga mengungkapkan kekagumannya setelah mengunjungi Suara Surabaya karena bisa melihat secara langsung proses di balik layar dari radio.
Dalam kunjungan itu, para siswa mendapatkan berbagai materi mengenai tanggung jawab dan peran di ruang gate keeper.
Secara bergantian siswa SMP Katolik Santo Mikael Surabaya diajak melihat proses kerja di balik layar Radio Suara Surabaya di ruang gate keeper.
Mereka berkesempatan melihat langsung proses kerja di balik layar Suara Surabaya Media.
Cornelius berharap dengan adanya kunjungan ini, siswa bisa mengetahui mengenai radio yang kini mulai banyak ditinggalkan oleh anak muda.
“Selain itu, harapan saya ingin siswa juga mempelajari public speaking agar percaya diri berbicara di depan dan tidak hanya scroll Tiktok saja,” tuturnya. (nis/bil/ham)