I Hendrasmo Direktur Utama (Dirut) LPP RRI hadir bersama Mistam Direktur Program dan Produksi LPP RRI, dan Aries Widojoko Tenaga Ahli Direktur LPP RRI, berkunjung ke Suara Surabaya Media sekaligus berbicara soal media, khususnya radio.
Menurut Hendrasmo, eksistensi Suara Surabaya Media lebih besar dari sekadar memutar lagu kesukaan pendengar. Tapi bisa menjadi penghubung masyarakat, sekaligus problem solver.
“Ini adalah insight baru yang saya dapat dari Suara Surabaya Media. Bahwa kawan-kawan di sini berusaha menjadi hub masyarakat. Ini sesuatu yang tidak gampang,” terang Hendrasmo saat onair di Radio Suara Surabaya, Selasa (24/9/2024).
Hendrasmo mengatakan, saat ini semua pihak tengah mengalami disrupsi. Tidak hanya di media, tapi hampir seluruh bidang. Menjadi relevan adalah satu cara agar bisa bertahan di era ini.
“Suara Surabaya sudah mencoba menjadi relevan di era ini, dengan menjadi beyond radio dan memiliki multiplatform. Hal itu juga yang saat ini sedang dilakukan RRI,” ungkapnya.
Terlebih, lanjut Hendrasmo, untuk bisa menjadi relevan di era disrupsi, adalah dengan memiliki konsep yang fresh. Termasuk jika sebuah radio memiliki gaya pembawaan yang khas.
“Menurut saya kalau gaya siaran, ini fleksibel saja. Termasuk di RRI. Karena kalau di radio kami, lebih fokus pada tanggung jawab besar yang kami miliki dan lebih banyak. Terutama tanggung jawab sosial,” jelasnya.
Sama halnya seperti Suara Surabaya, fungsi RRI sebagai media pun besar. Terlebih, RRI adalah radio negara yang bertugas mendorong masyarakat untuk tetap mencintai negaranya.
“Ini sebagian nilai-nilai yang diperankan oleh RRI,” ujar Hendrasmo.
Untuk itu, lanjut Hendrasmo, RRI memiliki Tri Prasetya yang harus dipegang hingga kini. Pertama, bagaimana radio melindungi negara. Kedua, bagaimana radio mencapai tujuan negara. Dan ketiga, mengedepankan persatuan dan kesatuan.
Di akhir siaran bersama Eddy Prastyo Pemimpin Redaksi dan Restu Indah Wakil Pemimpin Redaksi Suara Surabaya Media, Hendrasmo berharap, peran Suara Surabaya menjadi hub untuk masyarakat terus berlanjut.
Keberhasilan Suara Surabaya mengambil peran lebih besar dari sebuah media mendapat acungan jempol dari Hendrasmo.
“Suara Surabaya berhasil menciptakan kebutuhan masyarakat untuk menyampaikan masalah-masalah mereka dan mendapat respon dari stakeholder. Saya kira, inilah cara untuk survive. Dan saya percaya sekali, dengan pola ini Suara Surabaya bisa survive,” tandasnya.(kir/ipg)