Puluhan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) dan Universitas Airlangga (Unair) mengenali industri media massa lewat kunjungan ke Suara Surabaya, Kamis (3/2/2023).
“Ini adalah tempat yang baik, seperti laboratorium hidup untuk mengenal bagaimana sistem manajemen media massa yang sudah bertumbuh kembang di era digital ini,” ujar Jokhanan Kristiyono Dosen Mata Kuliah (Matkul) Konvergensi Media Stikosa AWS.
Menurut Jokhanan, meskipun terdapat gap antara radio dan anak muda, Suara Surabaya mampu menunjukkan bahwa mereka mampu tetap menjadi relevan hingga saat ini.
‘Karena radio SS (Suara Surabaya) ini kan terus berkembang. Dan saya secara pribadi sangat senang dengan ada satu perusahaan media yang memiliki unit riset dan development,” tutur Jokhanan.
Perkembangan itu, ditunjukkan dengan munculnya platform baru di Suara Surabaya yaitu podcast, jelas Dosen Stikosa AWS tersebut.
Sedangkan Suko Widodo Dosen Matkul Industri Media Massa FISIP Unair mengungkapkan, adanya jarak antara radio dan anak muda disebabkan hanya karena soal kebiasaan.
“Kenapa orang tua suka radio, karena dulu belum ada media lain. Tapi hari ini ketika lahir dia (anak muda), radio sudah turun dan media online sudah muncul,’’ Kata Suko Widodo.
Usai berkunjung ke Suara Surabaya, para mahasiswa mengaku kagum karena radio mampu menjawab persoalan, ungkap Suko Widodo.
“Setidaknya mahasiswa kemudian melihat bahwa media kuno (radio) bisa menjadi sumber ekonomi, sumber informasi yang akurat,” katanya.
Dosen Unair tersebut, berharap dengan adanya kunjungan ini, mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang didapat dalam mengelola manajemen media massa. Agar nantinya, mereka mampu menjadi bagian dari pergerakan media massa.
Para mahasiwa ini dalam kunjungannya selain melihat proses produksi di studio Radio Suara Surabaya juga berbincang santai dengan tim redaksi suarasurabaya.net, tim media sosial, dan tim grafis Suara Surabaya Media.(abd/ipg)