Ganjar Pranowo Gubernur Jateng berkunjung ke Suara Surabaya Center (SSC), Minggu (4/4/2021) sore. Dalam kunjungannya kali ini, dia ceritakan awal mula terbentuknya program “Lapak Ganjar” yang berhasil mengangkat kembali eksistensi UMKM di Jawa Tengah.
Ia bilang, pandemi Covid-19 sempat membuat geliat industri UMKM lesu. Ada tiga masalah utama, yakni kurangnya modal, packaging yang kurang menarik dan terakhir cara pemasaran produk secara online sebagai faktor utama. Apalagi sejak pandemi, berbagai lini usaha mengganti cara marketing dari offline ke online.
Untuk itu, dengan jumlah pengikut instagram yang mencapai 3,4 juta, Ganjar menggagas ide untuk ikut mempromosikan produk UMKM dengan cara me-repost ke stories instagram pribadinya. Tujuannya, mendorong produk UMKM dikenal lebih luas oleh masyarakat bahkan mancanegara.
“Maka ketika saya kumpulkan, teman-teman bilang ‘Pak Gub itu kan followersnya banyak, mbok ya untuk dodolan (jualan)’. Lalu gimana caranya? Yaudah di-posting di situ nanti kita yang repost,” ujarnya dalam wawancara di Radio Suara Surabaya.
Di balik itu semua, Ganjar Gubernur Jateng tidak menyangka idenya ini akan mendapat antusiasme luar biasa dari pelaku UMKM. Tidak hanya pelaku UMKM di Jawa Tengah saja, namun juga di daerah lain seperti Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Bahkan, berbagai UMKM yang dipromosikan di Lapak Ganjar diincar calon pembeli di luar negeri. Untuk itu, ke depan, dia ingin mengembangkan program ini agar UMKM bisa terakomodir dalam satu platform yang bisa lebih banyak diakses calon pembeli hingga luar negeri.
“Dan ternyata ada teman dari Perancis itu tertarik. Maka sekarang dia kembangkan agar ini linkage dan nanti ada satu platform agar dari Eropa Barat bisa masuk. Siapa tahu UMKM bisa naik kelas dan go international,” kata Ganjar.
Jawa Tengah saat ini menjadi salah satu Provinsi Inovasi Tanpa Henti. Bagaimana tidak, tak kurang dari 2000-an inovasi muncul di Jawa Tengah selama tiga tahun terakhir.
Pemprov Jateng sendiri mengadaan Penghargaan Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA) sebagai bentuk apresiasi dari Gubernur kepada para mitra dan inovator yang secara nyata mendukung dalam memajukan produk inovasi untuk masyarakat luas.
Tidak hanya berhenti pada pemberian penghargaan, para pemenang lomba diberi fasilitasi dan pembinaan, serta pendampingan menuju Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
“Ada KRENOVA, kreasi inovasi. Itu dari daerah kabupaten/kota, anak muda kita ajak, dikasih kesempatan lomba, dinas saya wajibkan 1, kalau di bagiannya ada 4 mereka akan punya 5. Jadi mereka punya tabungan inovasi wajib,” kata Ganjar.
“Kalau diklat, mereka harus punya project proposal, project perubahan yang harus mengimprove apa yang dia kerjakan. Jadi saya paksa, untuk itu cadangan (inovasi) kita banyak,” imbuhnya.(tin/den)