“Pada seluruh pendengar Suara Surabaya dan warga Surabaya, saya Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya mohon pamit dari Kota Surabaya. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan, kerjasamanya sehingga Kota Surabaya bisa seperti ini”.
Jumat pagi, (3/5/2019) suara Kombes Pol Rudi Setiawan Kapolrestabes Surabaya membahana di Radio Suara Surabaya berpamitan pada warga untuk selanjutnya pindah tugas menjadi Wakapolda Lampung.
“Doa saya satu, doakan saya bisa balik lagi ke Surabaya,” ucap Rudi.
Kombes Pol Rudi merasa dirinya sudah menjadi bagian dan mencintai kota Surabaya. Dan Kota Surabaya ini sudah menjadi kampung halaman kedua baginya.
“Sebagaimana amanah yang diberikan pada saya tahun 2017 lalu, saya diminta mengamankan kota Surabaya. Sesuatu yang tidak mudah. Saya juga tidak bisa katakan di Surabaya tidak ada kejahatan sama sekali karena tidak ada satu kotapun yang tidak ada kejahatan. Tapi saya dan jajaran berusaha mengeliminir potensi gangguan keamanan di Kota Surabaya. Itu yang selalu ada di benak kami maka dari itu kami selalu ajak warga Surabaya sesuai tagline Ayo Jogo Suroboyo,” tambahnya.
Selama bertugas menjaga Surabaya, kata Rudi ada suka duka tersendiri. Seperti pada tanggal 13 dan 14 Mei 2018 lalu ada peristiwa bom di Surabaya.
“Kita berduka di sana, kita tidak mengira kota Surabaya yang tenang, masyarakat yang tentram tiba-tiba dikejutkan dengan ledakan tersebut. Tapi saya melihat kekuatan besar masyarakat dan Pemkot Surabaya untuk bangkit melawan terorisme. Tidak berapa lama pelaku dan jaringan teroris ini dapat kita telusuri,” katanya.
Selama 18 bulan bertugas di Surabaya, Rudi berusaha agar selalu bisa dekat dengan masyarakat. Polrestabes Surabaya tidak memposisikan diri sebagai orang yang harus dilayani dan ditakuti. Tapi Polrestabes Surabaya ingin melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk ayo sama-sama menjaga kota Surabaya dan jangan merusak kota yang kita cintai ini.
“Secara tidak sadar semua masyarakat tergerak dan mereka punya pendapat serta keinginan tidak akan merusak kota Surabaya karena kita semua tinggal disini,” ujarnya.
Terkait bonek suporter Persebaya, Rudi melihatnya sebagai suatu potensi dan aset luar biasa yang bisa dikelola. “Mungkin kalau boleh berikrar saya juga bonek. Tapi jujur saya bangga menjadi bagian dari Bonek, Bonek itu keren. Semua orang ingin berebut beli atributnya. Bagaimana sesuatu yang luar biasa ini bisa dikelola menjadi suatu yang positif. Kami berupaya selalu berada di tengah-tengah mereka dan kita buat mereka nyaman,” katanya.
“Sekali lagi saya mohon pamit. Sebagai manusia biasa saya masih banyak melakukan kesalahan dan kekurangan. Saya mohon dibukakan pintu maaf. Saya juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa. Mohon maaf lahir dan batin,” pungkasnya. (dwi/rst)