Pagelaran Wayang Inklusi Babat Alas Amerta akan digelar penyandang disabiltas di Universitas Adi Buana Surabaya pada 14 Desember 2019. Pagelaran yang digagas komunitas Mata Hati ini akan menampilkan bagaimana cara kaum disablitas untuk survive.
Titis Pilot Project Pagelaran Wayang Inklusi mengatakan, babat alas sendiri ini sudah memiliki cerita. “Jadi kan kalau babat alas sendiri bercerita tentang Pandawa yang dibuang ke hutan yang isinya raja jin. Dimana dia harus menaklukkan itu. Tujuan awal kan agar Pandawa mati tapi justru dari halangan itu mereka jadi survive dan berhasil menguasai,” kata Titis saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya.
Kata Titis, cerita itulah yang diangkat menjadi sebuah pagelaran Wayang Inklusi Babat Alas Amerta nanti. “Ketika teman-teman disabilitas dengan halangan itu mereka bisa survive. Paradigmanya jadi kita balik, bukan berarti mereka mati atau kalah. Justru mereka survive,” ujar dia.
Komunitas Mata Hati saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya ditemui langsung oleh Errol Jonathans CEO Suara Surabaya Media.Foto: Dwi suarasurabaya.net
Sebenarnya, lanjut dia, teman-teman disabilitas ini mempunyai senjata yakni teknologi yang sudah berpihak pada kaum disabilitas. “Kita juga mulai bangun lingkungan yang aware dengan disabilitas agar pesan ini sampai ke masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Dany salah satu pemain dalam pagelaran ini mengatakan, nantinya tak hanya kaum disabilitas yang akan tampil dalam pagelaran ini. Tapi juga ada down syndrom dan non disabilitas.
“Teman-teman bisa nonton pagelaran ini. Nanti semua akan dimainkan oleh teman-teman disabilitas baik perannya atau musiknya,” pungkasnya.
Untuk menyampaikan pada khalayak tentang pagelaran ini, Komunitas Mata Hati berkunjung ke Radio Suara Surabaya. Dan kunjungan kali ini mereka ditemui langsung oleh Errol Jonathans CEO Suara Surabaya Media.(dwi/rst)