Mahasiswa dari 7 negara yakni Prancis, Taiwan, Malaysia, Filipina, Belanda, Jerman, Pakistan melakukan field trip ke Suara Surabaya (SS) Media, Kamis (7/11/2019). Sebanyak 9 mahasiswa ini ingin belajar terkait Media and Consumer Culture di Indonesia khususnya Surabaya.
Dalam kunjungan ini, kesembilan mahasiswa yang didampingi Prof. Rachmaida dosen Universitas Airlangga (Unair) ditemui langsung oleh Errol Jonathans CEO Suara Surabaya Media dan Iman Dwi Hartanto Manager On Air Suara Surabaya.
Prof. Rachmaida yang juga menjadi Dosen Pembimbing para mahasiswa asing ini mengatakan, mahasiswa-mahasiswa ini adalah mahasiswa internasional yang akan melakukan exchange study selama 1 semester di Universitas Airlangga Surabaya.
“Jadi meskipun mereka dari jurusan bisnis, akuntansi, teknik ataupun lainnya di sini mereka memilih mata kuliah yang mereka minati selama 1 semester,” kata Rachmaida pada suarasurabaya.net.
Mahasiswa dari 7 negara melakukan field trip ke Suara Surabaya Media, Kamis (7/11/2019) pagi berkesempatan melihat ruang gatekeeper dan ruang siaran Radio SS. Foto: Gana tim grafis suarasurabaya.net
Saat ini, lanjut dia, para mahasiswa ini mengambil mata kuliah Media and Consumer Culture. Bagaimana media dan budaya di Indonesia.
“Bagaimana juga konsumen di Indonesia. Jadi field trip ini tujuannya untuk kenalkan langsung media di sini (Indonesia, red) yang sangat berbeda dengan kondisi mereka di sana,” ujar dia.
Salah satu field tripnya, kata dia, ke Suara Surabaya. “Di SS ini mereka tahu bagaimana bentuk budaya di masyarakat Surabaya. Lalu bagaimana media itu sendiri menggunakan budaya pada masyarakat di Surabaya sebagai sebuah medium untuk mereka bisa melihat seperti inilah orang Surabaya,” katanya.
Mahasiswa dari 7 negara saat akan meninggalkan Suara Surabaya Media. Mereka terkesan setelah melakukan diskusi, dan melihat langsung studio Radio Suara Surabaya dan She Radio. Foto: Iping suarasurabaya.net
Setelah kunjungan, kata dia, nantinya para mahasiswa asing ini akan membuat semacam essay tentang Media and Consumer Culture.
“Mata kuliah ini akan mereka bawa ke negara mereka masing-masing. Nanti mereka juga akan saya nilai sebagai mata kuliah yang mereka ambil di sini. Nanti mereka akan bercerita di sana (negara masing-masing, red) untuk dievaluasi seperti apa,” ujarnya.(dwi/ipg)