Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa Pascasarjana Unair Kuliah Umum di Suara Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Eddy Prastyo Manajer New Media Suara Surabaya Media saat memberikan materi kuliah umum bertema "Radio Suara Surabaya di Tengah Hantaman Disrupsi Pasar dan Teknologi" di Kantor Suara Surabaya Media pada Jumat (17/5/2019). Foto: Gana suarasurabaya.net

Para mahasiswa Program Studi Pascasarjana Media dan Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) mempelajari konvergensi dan ekonomi media di Suara Surabaya Media. Sebanyak 22 mahasiswa dari mata kuliah Ekonomi Politik Media yang diasuh oleh Dr. Suko Widodo, mengikuti kuliah umum bertema “Radio Suara Surabaya di Tengah Hantaman Disrupsi Pasar dan Teknologi” di Kantor Suara Surabaya Media pada Jumat (17/5/2019).

Namun sebelumnya, para mahasiswa diajak untuk berkeliling ke ruang siaran dan ruang divisi New Media. Di sana, mereka melihat langsung proses produksi dan konvergensi informasi dari media radio ke media digital, begitu juga sebaliknya.

Dengan begitu, para mahasiswa memiliki bekal tentang bagaimana distribusi informasi antara radio dan digital agar dapat dijangkau lebih banyak orang secara langsung.


Para mahasiswa mendengar penjelasan tentang proses produksi berita di ruangan on air Radio Suara Surabaya. Foto: Gana suarasurabaya.net

Setelah berdiskusi dan berkeliling, para mahasiswa langsung memasuki sesi kuliah umum. Dalam kuliah umum kali ini, Eddy Prastyo Manajer New Media Suara Surabaya Media selaku pemateri menjelaskan tentang bagaimana Radio Suara Surabaya dapat bertahan di tengah tekanan teknologi dan pergeseran kebutuhan pasar.

Maka dari itu, ia menekankan pentingnya melakukan sinergitas antara radio sebagai media konvensional, dengan berbagai platform media digital untuk tetap eksis menyajikan informasi kepada masyarakat luas.

“Ekosistem media sekarang harus melakukan konvergensi itu, kenapa, karena dunia di luar sana juga melakukan itu,” katanya.


Para mahasiswa mengunjungi Divisi New Media Suara Surabaya. Foto: Gana suarasurabaya.net

Eddy mengatakan, sudah saatnya media konvensional seperti radio, melakukan transformasi ke era digital. Meski tidak mudah, namun menurut Eddy, hal itu harus dilakukan karena media harus bersifat adaptif untuk mengikuti perkembangan zaman.

“Kita tidak bisa hanya menggunakan cara lama, kita memastikan pesan ini menjadi efektif dan bisa diukur dengan artificial intelligence,” tambahnya

Selain tentang konvergensi, Eddy juga membahas tentang bagaimana iklim ekonomi dalam media radio. Meski media digital memiliki populasi pengguna paling banyak, namun tidak menutup kenyataan bahwa bisnis di radio masih menjadi sumber pendapatan utama.

Salah satu faktor penyebabnya, karena radio dianggap lebih memiliki kedekatan lebih daripada platform lain. Sedangkan untuk menjaga kedekatan itu, lanjut Eddy, tidak ada pilihan lain bagi Radio Suara Surabaya untuk menjaga kepercayaan (trust) pendengar selama ini.

“Tiga tahun terakhir, daya yang paling banyak highlight-nya adalah berita orang hilang, padahal setelah digali ternyata masalah keluarga. Untuk hal sepele aja telepon SS. Faktor kedekatan dan trust itulah yang menjadi kekuatan kita,” ujar Eddy.

Para mahasiswa tampak antusias untuk mengikuti kuliah umum kali ini. Bahkan banyak dari mereka yang menanyakan dan berdiskusi tentang bagaimana idealisme media untuk menghadapi kebutuhan informasi yang terus berkembang.

Sekadar diketahui, pada 9 November 2018 lalu, Suara Surabaya Media juga memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa Program Studi Pascasarjana Media dan Komunikasi Unair.

Menurut Suko, yang juga Ketua Humas Unair, dengan kunjungan langsung, mahasiswa tahu persis bagaimana senyatanya memproduksi informasi yang besar.(tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs