Radio Suara Surabaya kembali menerima kunjungan dari radio-radio lain sebagai partner berbagi pengalaman dan berdiskusi soal industri radio. Kali ini, Radio Mimika yang jauh-jauh dari Papua datang ke Surabaya berkunjung ke Radio Suara Surabaya untuk sharing perkembangan dan peningkatan kualitas radio. Mereka diterima langsung oleh Errol Jonathans Direktur Suara Surabaya Media, di Kantor Suara Surabaya, Selasa (31/7/2018).
“Memang ada schedule untuk ke sini, ada rencana menyusun strategi, sistem combine. Kombinasinya bagaimana, kita belajar dari berbagai radio swasta yang ada di sini,” David Alex Konsultan Radio Publik kepada suarasurabaya.net.
Selain Alex, Thobias, seorang jurnalis Radio Mimika Papua juga mengungkapkan alasan mereka mengunjungi Suara Surabaya karena tertarik lebih dalam untuk mengulas sisi-sisi jurnalistik di radio.
“Kenapa Radio Suara Surabaya, karena sudah lama kita sering ke Surabaya dan kita lihat dari sisi jurnalistik, laporannya, reporternya di lapangan, dari kejadian begitu cepat diterima pendengar, itu yang menarik buat kami,” kata Thobias.
Tim dari Radio Mimika saat sharing dengan Errol Jonathans Direktur Suara Surabaya Media. Foto: Tina suarasurabaya.net
Ia berharap, setelah adanya sharing mengenai manajemen radio, pihaknya dapat mengembangkan hal yang sama di Papua, khususnya di Mimika. Masyarakat diharapkan dapat pro aktif dalam melaporkan peristiwa kepada radio, sehingga informasi tersebut dapat diakses dengan cepat oleh masyarakat.
“Kita akan terapkan juga di Papua khususnya Mimika. Masyarakat diharapkan dapat pro aktif untuk melaporkan apa yang dialami di lapangan ke radio. Karena itu kita coba belajar, polanya seperti apa, cara manage-nya seperti apa,” ujarnya.
Sayangnya, lanjut Thobias, perbedaan kondisi sumber daya manusia yang mengelola radio di Surabaya berbeda dengan yang ada di Mimika. Menurutnya, pihaknya harus lebih maksimal memberikan pengarahan dan pengetahuan mengenai broadcasting dan jurnalistik, khususnya kepada anak muda Mimika yang ingin berkecimpung di industri media.
“Saya lihat semangat teman-teman di sini luar biasa sekali. Tapi kita juga menyadari bahwa dari sisi SDM kita mengalami kesulitan. Keinginan kita di sana, semoga ke depan bisa seperti di sini. Jadi jangan, kita yang seusia segini yang harus duduk lagi, anak-anak muda yang begini yang harus berkreasi,” tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, Errol Jonathans menyampaikan pentingnya semangat membangun kepercayaan publik. Ia mengingatkan, radio lain jangan hanya melihat bagaimana Suara Surabaya berdiri saat ini, namun bagaimana Suara Surabaya pada awal pendiriannya berupaya membangun kepercayaan kepada publik Surabaya.
“Kita harus ingat bagaimana Suara Surabaya dahulu, banyak hal yang terjadi diluar harapan kita, untuk itu pentingkan etika saat laporan,” tegasnya.
Selain itu, Errol juga mengingatkan pentingnya etika dan profesionalisme. Menurutnya, semua pekerja media harus memiliki etika dalam peliputan maupun pelaporan. Selain itu, mereka juga harus dapat mengatur arus informasi agar berjalan tidak diluar koridor jurnalistik.
“Boleh marah-marah di gatekeeper, tapi kalau sudah mau on air kita ingatkan bahwa ini akan didengar banyak orang. Jadi dahulukan subtansinya apa, bukan sekadar emosi,” jelas Errol.(tin/ipg)