Tim Suara Surabaya Media berkesempatan mengunjungi gedung Surabaya Intelligent Transport System (SITS) yang dikelola oleh Dishub Surabaya, berlokasi di Terminal Bratang, Rabu (8/3/2017).
Kelangenan terjadi dalam pertemuan yang sudah cukup lama kepaten obor itu. Ahmad Karyo, pensiunan Staf ATCS yang dulu berada di Jalan Jimerto hadir dalam pertemuan itu.
Ahmad Karyo adalah pria penerima Suara Surabaya Award (SSA) pada 2001 silam sebagai orang yang peduli terhadap sekitarnya melalui keaktifannya turun ke lapangan saat terjadi gangguan lalu lintas.
Pegawai Dishub Surabaya yang saat turun ke lapangan selalu menginformasikan gangguan dan solusinya ke Radio Suara Surabaya ini pernah populer di kalangan pendengar di zamannya.
Meinara Iman Dwi Putranto Manager On Air dan News Suara Surabaya Media serta Iping Supingah Supervisor New Media Suara Surabaya adalah dua awak SS Media yang sangat akrab dengan Ahmad Karyo.
Irvan Wahyu Drajat Kepala Dishub Kota Surabaya mengatakan, kunjungan tim SS Media ini merupakan kunjungan pertama setelah lebih dari 20 tahun lalu kerjasama ATCS dengan Radio Suara Surabaya.
Pada sekitaran tahun 1995/1996 lalu, Tim Radio Suara Surabaya sempat melakukan siaran di ruang Adaptive Traffic Control System (ATCS) yang dulu berada di Gedung Pemkot Surabaya, Jalan Jimerto.
“Saat itu Suara Surabaya belum sebesar sekarang. Siaran di ATCS Jalan Jimerto lantai 6. Sekarang Suara Surabaya menjadi media informasi yang on the track mengambil segmen radio traffic,” kata Irvan menyambut kedatangan Tim Suara Surabaya Media.
ATCS kini telah menjadi SITS. Pemkot Surabaya membangun sistem ini pada 2010 lalu, pada periode awal Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Dalam pertemuan di Gedung SITS itu, terjadi perbincangan yang gayeng mengenai sistem transportasi yang ada di Surabaya.
ATCS sebagai cikal bakal SITS pada 2010 lalu memang diciptakan untuk mengontrol sistem transportasi dan lalu lintas di Surabaya. Saat itu, baru ada 40 persimpangan di Surabaya yang terpantau CCTV menggunakan kabel yang ditanam di tanah.
“ACTS-SITS ini dikembangkan karena kemacetan yang terjadi mengakibatkan kerugian skala kota yang luar biasa. Kemacetan akibat truk mengalami as patah misalnya, perlu 3-4 jam untuk menguraikan. Ini merugikan warga pengguna kendaraan beberapa miliar untuk biaya operasional,” ujarnya.
ACTS pada awal dibangun, kata Irvan, untuk mengintegrasikan informasi angkutan massal dan jalan tol. Kini melalui SITS, hampir seluruh persimpangan di Surabaya telah terpantau melalui kamera CCTV nirkabel yang bisa ditampilkan di ruang kontrol di Terminal Bratang.
Ada puluhan monitor di ruangan SITS itu dan sebuah layar besar untuk memfokuskan pemantauan traffic di Surabaya. Ruangan ini telah mampu memantau lebih dari 500 kamera CCTV yang terpasang di hampir seluruh Traffic Light di Surabaya.
“ATCS-SITS Ini cikal bakalnya. Memang, kalau dibandingkan dengan Jepang, masih jauh. Tapi idealnya, informasi transportasi terintegrasi seperti ini. Ke depan kami akan terus mengembangkan sistem ini, mengikuti era dan kecenderungan masyarakat mengakses informasi melalui gadget,” ujar Irvan.(den)
Teks Foto:
– Pertemuan gayeng Tim Suara Surabaya Media dengan Dishub Surabaya dan Ahmad Karyo pensiunan pegawai ACTS (berkopyah), Rabu (8/3/2017).
– Ruang Kontrol SITS di Terminal Bratang.
(Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net)