Jawa Timur ternyata menjadi satu diantara provinsi yang cukup rawan dengan peredaran narkoba.
Brigjen Polisi Amrin Remico Kepala BNN Provinsi Jawa Timur yang baru saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya, Kamis (28/7/2016) mengatakan, Jawa Timur termasuk 1 dari 10 provinsi yang rawan dalam peredaran narkoba.
Prevalensinya diatas 2,02 persen. Artinya itu sudah dalam kategori rawan dalam peredaran narkoba, dan menjadi perhatian kita.
“Kita harus bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, bagaimana kita bisa mengendalikan prevalensi dan syukur-syukur apabila bisa menekannya. Agar tidak membahayakan generasi muda yang rentan akan penyalahgunaan narkoba,” kata pria kelahiran Riau ini.
BNN, lanjut Amrin mempunyai 3 pilar, yaitu: pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pemberantasan.
BNN mengutamakan pencegahan dan pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi, penyuluhan, edukasi serta melakukan kegiatan positif lainnya sekaligus menyisipkan pesan dan pengetahuan tentang bahaya narkoba.
“Bagi yang sudah terkena ataupun sudah kecanduan narkoba, seharusnya mau dengan sukarela direhabilitasi. Namun masih banyak yang malu ataupun takut dengan sanksi hukum, padahal apabila dengan sukarela ingin direhabilitasi tidak ada sanksi hukum,” tuturnya
BNN kerap meakukan pemberantasan, razia, operasi, tes urin dan sebagainya. Berdasarkan itu, BNN semakin banyak menemukan pengguna narkoba. Bahkan hingga mencapai puluhan gram yang didatangkan dari luar negeri.
“Jawa Timur termasuk dalam kategori 10 besar pengguna narkoba, yang kebanyakan dari kalangan remaja, bahkan pelajar SMP sekalipun. Hal seperti itu yang perlu kita waspadai dan tak boleh dibiarkan,” tambahnya
Amrin Remico berpesan kepada segenap masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya “Stop Narkoba bagi yang sudah menggunakan dan bagi yang belum jangan coba-coba”.(iml/tok)
Teks Foto:
– Brigjen Polisi Amrin Remico Kepala BNN Provinsi Jawa Timur yang baru saat berkunjung ke Radio Suara Surabaya, Kamis (28/7/2016)
Foto: Dwi suarasurabaya.net