Livi Zheng, sutradara asal Blitar, Jawa Timur yang kini menggeluti perfilman di Amerika, datang ke Radio Suara Surabaya untuk membagikan pengalamannya meniti karir di Hollywood, Amerika Serikat, Sabtu (24/10/2015).
Perempuan yang mengaku sangat menyukai masakan Jawa Timur ini diterima Eddy Prasetyo Manager New Media Suara Surabaya.
Livi mengaku mengalami banyak kendala selama pembuatan “Brush with Danger”, film perdananya di Hollywood, Amerika Serikat. “Produser pernah menolak ide saya sekitar 32 kali, sampai akhirnya diterima dan difilmkan. Tiap kali mengalami penolakan, saya menghibur diri dengan membeli makanan Indonesia, sekaligus untuk mengobati kerinduan pada rumah,” katanya.
Selain itu, kenyataan bahwa dirinya orang Asia, perempuan dan masih berusia muda, juga menjadi halangan tersendiri di tengah sedikitnya orang Asia dalam industri film Hollywood yang didominasi laki-laki.
“Saya tetap meyakini cita-cita saya saja. Saya terus memoles kemampuan saya, sambil memperbanyak pengalaman di set, seperti menjadi asisten wardrobe sampai asisten sutradara,” kata perempuan lulusan sekolah beladiri Shi Cha Hai Sports School ini.
Kegigihan Livi berbuah manis dengan masuknya film “Brush with Danger” dalam seleksi nominasi Oscar ke-87. “Sekarang saya ingin membuat film di Indonesia, mungkin tiga tahun lagi,” kata penggemar Bruce Lee ini.
Menurutnya, kunci keberhasilan adalah kerja keras dan pantang menyerah. “Follow your dream. Tidak apa-apa kalau kita ditolak karena kita hanya perlu satu yes, untuk menjadi sukses,” kata Livi.(iss/fik)