Dalam rangka kunjungan profesional, belasan kru Suara Surabaya Media, Selasa (27/5/2014) menyempatkan diri untuk bertemu dengan Tri Rismaharini, Walikota di Rumah Dinasnya, Jl Sedap Malam, Surabaya.
Selama perbincangan baik Risma, maupun para kru nampak antusias membicarakan tentang perkembangan Kota Surabaya dan peluang menghadapi era ASEAN Economic Community (AEC) 2015 mendatang.
Selain beberapa penghargaan bergengsi yang telah diraih, Kota Surabaya juga memiliki warga yang guyub dan sistem pemerintahan e-government yang sangat detail.
“Saya berani jika harus membanding e-government kita dengan milik kota lain di Indonesia maupun negara lainnya. Kita yang paling detail dalam sistematika dan penerapannya,” kata Risma penuh kebanggaan dengan kota yang dipimpinnya.
Dengan sistematika e-government yang detail itu, juga ada nilai gotong-royong yang diciptakan. Dimana segala informasi yang menyangkut pengajuan, kebijakan keputusan hingga suatu peristiwa insidentil seperti kebakaran bisa diketahui semua pihak terkait di Pemerintahan Kota Surabaya.
Untuk kebakaran misalnya, saat terjadi sebuah kebakaran besar, seluruh dinas terkait akan ke lokasi kejadian untuk mendata dan mencari solusi permasalahan. Misal, kebakaran sekolah beberapa waktu lalu, di lokasi kebakaran tidak hanya ada dinas PMK, tapi juga ada dinas pendidikan, Dispendukcapil dan lainnya.
“Anda bisa coba cek itu, kalau tidak percaya. Mereka yang inisiatif untuk datang sendiri ke lokasi membantu korban kebakaran. Melalui e-government yang detail tersebut, memang setiap dinas atau petugas terkait wajib memberikan laporan dan data kerjanya, sehingga bisa diketahui mana yang kerja dan tidak,” paparnya.
Selain itu, dengan bergotong-royong seperti itu, maka masalah yang timbul bisa cepat diselesaikan, tanpa menunggu waktu lama.
Sementara itu, untuk warganya sendiri, Risma mengaku masyarakat banyak mengalami perkembangan baik, salah satunya di sektor bisnis kecil atau UMKM. Dari pendataan Pemkot yang ditunjukkan saat pertemuan, diketahui UMKM mengalami banyak peningkatan bahkan produknya sudah dipasarkan hingga ke pasar Internasional dengan omzet miliaran.
“Untuk itu, menghadapi AEC ke depan saya tidak terlalu khawatir dengan usaha kecil, karena mereka sudah mendapatkan pembinaan, pelatihan dan siap menghadapi pasar bebas nanti,” ungkap dia.
Yang dikhawatirkan dan fokuskan saat ini, Risma menambahkan, ialah para pekerja, baik kesiapannya hingga sertifikasi nanti. Utamanya bagi para pekerja pemula.
Meski demikian, Risma tidak ingin menjadikan AEC sebagai momok, karena secara garis besar Surabaya siap menghadapi era itu. “Jika kita ngomongin siap atau tidak siap, saya yakin semua negara juga belum tentu siap. Thailand saja sekarang masih dalam masalah internal. Namun, secara keseluruhan Insyaallah kita bisa menghadapi AEC dan jangan terlalu minder,” tegasnya. (ain/ipg)
Teks Foto :
– Crew Suara Surabaya Media saat berkunjung ke rumah dinas Walikota Surabaya
Foto : Desi Kurnia suarasurabaya.net