Sebanyak 55 siswa dan siswi disertai satu pembimbing ekstra kurikuler broadcasting dan satu guru SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengunjungi Suara Surabaya (SS) Media untuk lebih mengetahui semua hal yang melingkupi dunia radio dan penyiar dalam Diklat Penyiar.
Dalam Diklat Penyiar menunjukkan bahwa antusias dari para siswa dan siswi tentang dunia penyiaran sangat bagus. Hal itu terlihat dalam sesi tanya jawab yang dipandu YOYONG BURHANUDIN Manager On Air SS.
Banyak siswa dan siswi memberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan dunia penyiaran. Ada yang bertanya tentang Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan SS Media, tentang arti “solusi” dari motto, dan ada yang bertanya tentang kriteria announcer yang dicari Suara Surabaya.
Seperti DEBI satu diantara siswi bertanya, “Seperti apa sih kriteria announcer yang dicari Suara Surabaya?” YOYONG dengan santai menjawab, “Yang utama harus sarjana, mengetahui seluk-beluk dunia jurnalistik, memahami arti dari profesionalisme dan kredibelitas dari seorang jurnalis.”
“Jadi harus S1 dulu baru bisa jadi announcer SS. Beda dengan stasiun-stasiun radio yang lain. Mereka mungkin hanya bekerja dua sampai tiga jam, tapi di SS bisa 24 jam. Didalam dunia announcer SS terdapat empat shift, ada juga shift pada dini hari. Jika adik-adik pada jam 11 sudah tidur berbeda dengan anouncer SS. Jam 11 mereka baru bekerja sampai pagi hari. Setiap shift mereka bekerja selama 6 jam, begitu seterusnya,” papar YOYONG.
Dalam kunjungan itu YOYONG membenarkan bahwa di dalam dunia broadcast tidak ada istilah penyiar tapi announcer. Maka di dalam penulisan ID Card yang dikalungkan pada setiap leher siswa dan siswi Muhammadiyah dua Surabaya itu tidak tepat. Seharusnya “Diklat Announcer” bukan “Diklat Penyiar”.
YOYONG juga menambahkan bahwa pada 5 sampai 10 tahun ke depan dunia radio tidak lagi seperti sekarang ini, tapi akan muncul dunia radio yang visual Radio. Visual radio sekarang sudah ada di Singapura, mungkin Indonesia juga akan menggunakan sistem itu.
Visual radio adalah dimana radio tidak hanya bisa didengarkan tapi juga bisa berinteraksi langsung dengan pendengar. YOYONG mencontohkan saat announcer menjelaskan lagu baru dari band Ungu, maka pendengar bisa langsung men-downlond lagu tersebut lewat handphone, tidak hanya dengan lagu, video clip pun bisa di-download secara bebas.
“Dan jika adik ingin mengetahui wajah dari announcer yang sedang siaran saat itu juga, adik bisa langsung mengetahui wajah anouncer tersebut saat siaran itu juga. Jadi kriteria dari anouncer pada masa itu tidak hanya bisa menguasai dunia jurnalis, memahami dunia IT, dan juga harus memiliki performance yang baik,” tukasnya.
Dalam kunjungan tersebut siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi dapur siaran radio Suara Surabaya. Mereka sangat antusias saat mengunjungi dapur rekaman radio Suara Surabaya. Sayangnya mereka tidak bisa mengunjungi dapur media lainnya yang ada di Suara Surabaya, karena waktu mereka tidak cukup. (may/tin)
Teks Foto:
– Foto siswa SMA Muhammadiyah dua Surabaya saat mengunjungi ruangan Gate Keeper Radio Suara Surabaya.
Foto: MAYA suarasurabaya.net