Jumat, 22 November 2024

Sad Boys dan Sadgirls Bikin Ambyar Malam Jazz Traffic Festival

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Didi kempot saat tampil dalam Bistar Jazz Traffic Festival 2019. Foto: Bistar Jazz Traffic Festival 2019

Didi kempot, pada usia yang tidak lagi muda, berhasil membuktikan kepada kita semua, campursari adalah musik yang tak lekang waktu. Ia juga membuktikan, lewat Sobat Ambyar, fans setianya, ternyata campursari mampu diterima oleh generasi milenial. Dan di panggung Bistar Jazz Traffic Festival 2019 pada Sabtu (14/9/2019) di Atlantis Land, Surabaya, Didi Kempot membuktikannya.

Ratusan penonton yang sebelumnya menyaksikan penampilan Andra and The Backbone di panggung Bank Jatim, tak beranjak dari tempatnya. Mereka tetap setia berada di arena tersebut menunggu penampilan sang Godfather of the Broken Heart, Didi Kempot. Menjelang penampilannya, lebih banyak penonton memadati panggung ini.

Kali ini, Didi Kempot tak hanya manggung sendirian dengan format musik campursari seperti biasa. Di event ke-sembilan Jazz Traffic Festival ini, Didi Kempot bermain bersama grup musik jazz, Fussion Stuff.

Penampilan kolaborasi musik Campursari dan Jazz ini menjadi salah satu penampilan paling ditunggu di Bistar Jazz Traffic Festival 2019. Bahkan, hingga dimulainya penampilan Didi Kempot bersama Fussion Stuff, kerumunan penonton sudah luar biasa panjang.

Dimulai dengan penampilan instrumental Fussion Stuff, kedatangan Didi Kempot di panggung Bank Jatim diganjar tepuk tangan meriah para ‘sad boys’ dan ‘sad girls’. Lagu pertama yang ditampilkan adalah ‘Banyu Langit’, salah satu lagu andalan Lord Didi. Berturut-turut lagu andalan ditampilkan, mulai dari Stasiun Balapan, Cidro, Layang Kangen, Suket Teki, Sewu Kutho, dan Pamer Bojo.

“Senajan Patah Hati, Sing Penting Dijogeti,” teriak Didi Kempot beberapa kali di akhir penampilannya di panggung Bistar Jazz Traffic Festival, Sabtu (14/9/2019) malam.

Masuknya musik Jazz di lagu-lagu Didi Kempot nyatanya tak menghilangkan efek sedih nan ambyar. Buktinya, banyak penonton yang tersorot kamera sedang menangis sambil tersedu-sedu.

“Itu yang saya bangga. Karena anak-anak muda mau menyanyikan lagu tradisional yang nonton pagelaran lagu-lagu tradisional. Gak malu tersorot kamera. Menyenangkan,” ujar Didi Kempot di Backstage pada Sabtu (14/9/2019) malam.

Bernyanyi dengan iringan musik Jazz bukan tanpa rintangan, setidaknya itu terlihat di penampilannya pada lagu Suket Teki dan Pamer Bojo. Meski begitu, secara umum penampilan Didi Kempot di Surabaya masih mampu menggetarkan hati para Sobat Ambyar.

“Saya disini menyesuaikan dan belajar dengan teman-teman (Fussion Stuff, red), di genre yang beda, dari yang saya lakukan (Campursari, red). Tapi dengan semangat musisi Jazz, ayo mas Didi, ikut di acara Jazz Traffic, ikut semangat,” jelasnya.

“Susah susah (berkolaborasi dengan musik Jazz, red). Ritmenya beda. Pasti. Dengan intronya yang beda dengan aslinya. Ya kita harus menyesuaikan,” lanjutnya.

Ada yang unik di akhir penampilan Didi Kempot featuring Fussion Stuff. Didi Kempot mengatakan, lagu Pamer Bojo adalah lagu terakhir. Bermain singkat di lagu itu, ia lantas berpamitan pada para penonton. Beberapa penonton terlihat meninggalkan lokasi dengan ekspresi kurang puas.

Tapi tak lama, Didi Kempot berteriak pada penonton, ada bonus satu lagu lagi, yaitu Banyu Langit, yang juga dinyanyikan di awal penampilan. Tak ayal, banyak penonton yang kembali mendatangi panggung, menikmati satu suguhan terakhir sang legenda campursari itu.

“Matur nuwun, Surabaya!” tutupnya. (bas/tin/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs