Untuk sebuah penampilan jazz, kualitas bermusik Metta Legita sudah tidak diragunakan lagi. Alunan piano dengan tempo cepat dan menghentak membuat para penonton IndiHome Jazz Traffic Festival 2018 satu per satu berdatangan ke stage Suara Surabaya, di lantai 1 Grand City Convex, Surabaya, Sabtu (25/8/2018).
Mengenakan baju berwarna merah, Metta berhasil memukau penonton dengan permainan jazz yang sangat kental. Apalagi ditambah alunan saxopone yang semakin memberikan semangat kebebasan, seperti lagu ia bawakan yang berjudul Here`s Freedom.
Berbeda dengan lagu pertama, di lagu kedua Metta bermain musik yang lebih halus, menyentuh dan emosional. Di lagu kedua berjudul Between Us, Metta khusus mempersembahkan musiknya untuk para korban bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Lagu ini tentang humanity, tentang kasih. Lagu ini saya persembahkan untuk para saudara kita di Lombok. Between Us !”, kata Metta sebelum memulai memainkan lagu kedua.
Selain kebebasan dan rasa empati, lagu yang dibawakan Metta juga sangat kental dengan nuansa kerinduan.
Metta saat ini tinggal di Phnom Penh-Kamboja dan menjadi pengajar di Simphony Music School. Tidak heran, jika lagunya juga merupakan luapan rasa rindunya kepada kampung halaman.
“Lagu selanjutnya adalah I`ll Be Back. Its about home,” ujarnya saat diatas panggung.
Selain ketiga lagu tersebut, Metta juga memainkan lagu andalannya yang lain. Kelima lagu tersebut diantaranya Dreams, Never Again, The Thought of You, Scenic Spirit dan Fly With The Wind.
Menariknya, dari delapan lagu yang ia bawakan, tujuh lagu diantaranya adalah lagu hasil komposer ia sendiri. Sedangkan satu lagu Fly The Wind milik McCoy Tyner.
Metta adalah seorang komposer produktif dan memiliki banyak proyek kolaborasi dengan banyak musisi internasional. Saat ini, ia tengah sibuk mengelola serta memproduksi komposisi lagunya yang dibagikan di kanal Youtube.(tin/dwi)