Grup musik Pusakata barangkali belum terdengar familiar. Tetapi kehadiran Mohammad Istiqamah Djamad alias Is sebagai vokalis, membuat Pusakata sering dikaitkan dengan Payung Teduh.
Is membentuk Pusakata setelah memutuskan keluar dari Payung Teduh, grub yang telah membesarkan namanya.
Pusakata terbentuk tidak sendiri. Kehadirannya ditemani oleh The Panganans yang terdiri dari Ronald Fristianto (drum), Denny Chasmala (gitar), Sadrach Lukas (keyboard), Adhitya Pratama (bass), ditambah dengan Eugen Bounty (klarinet) menambah Pusakata kental dengan nuansa jazz.
Kata Pusakata sendiri berarti sebuah kehidupan. Pusakata tidak sekadar sebuah grup musik, ia merupakan gagasan Is yang berkolaborasi dengan beberapa pelaku seni untuk menghidupkan sumbu jiwa-jiwa seni untuk tetap menyalurkan ide-ide kreatif. Suara Is yang khas tak menjadikannya sebagai musisi di Pusakata, tapi membuatnya merambah dunia seni yang lain.
Lewat identitas baru, Pusakata akan menjajaki dunia seni yang luas. Dunia seni yang tak hanya sekadar musik, tetapi juga dunia seni peran, lukis, dan elemen dari ilmu berkesenian.
‘Kehabisan Kata’ merupakan judul dari cerita yang dibawakan Is dari naskah berjudul ‘Metropole’ karya Agnes Purwanti, istrinya. Untuk urusan musik, ‘Kehabisan Kata’ terdengar lebih geband. Yang menarik, bunyian tradisional membuat lagu tersebut begitu berbeda.
Para penggemar dapat melihat penampilan baru Is di Pusakata dan The Panganans pada pagelaran Indihome Jazz Traffic Festival (JTF) 2018 pada hari pertama, Sabtu, 25 Agustus 2018 di Grand City Convex Surabaya. Info tiket dan lainnya, kunjungi www.jazztraffic.com.(tna/rst)