Sebagai musisi, nama Indra Lesmana sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar musik Indonesia, terutama musik jazz. Terlahir dari keluarga musisi jazz sejak kecil, membuat Indra Lesmana saat ini merangkap mulai dari penyanyi, pemusik, produser musik, komposer hingga sound engineer ternama di Indonesia.
“Ayah saya adalah Jack Lesmana, seorang tokoh musik jazz di Indonesia, dan ibu saya adalah Nien Lesmana seorang penyanyi, keduanya sudah almarhum. Mereka berdua bisa dibilang menjalankan hidup yang sebelum saya lahir sudah sangat dekat dengan jazz. Jadi jazz menurut saya adalah bagian dari kehidupan sejak saya kecil hingga sekarang,” kata Indra.
Pada saat di Australia, Indra berpartisipasi dalam Manly Jazz Festival setiap tahunnya sampai tahun 1985. Selain itu, Indra juga bertemu musisi jazz tingkat dunia, seperti Chick Corea, Dizzy Gillespie, Mark Murphy, David Baker, dan Terumasa Hino. Ia juga sempat membentuk band yang beraliran latin-jazz-fusion bersama Jack Lesmana, Steve Brien, Dale Barlow, Tony Thijssen and Harry Rivers.
Zebra Records, perusahaan rekaman cabang dari MCA Records di Amerika, bahkan menyatakan keinginan mereka untuk merilis album No Standing sebagai album solo Indra Lesmana.
Kabar baiknya, pada akhir bulan Agustus nanti, Indra Lesmana turut memeriahkan Indihome Jazz Traffic Festival (JTF) 2018 selama dua hari berturut-turut, yakni pada 25-26 Agustus 2018 di Grand City Convex Surabaya yang digelar Suara Surabaya.
“Di Indonesia sangat banyak sekali jazz festival, dan Jazz Traffic adalah salah satu yang konsisten dan memiliki mutu produksi yang sangat baik, salah satu festival favorit saya sebenarnya. Karena secara teknis sangat dipikirkan untuk kebutuhan musisinya dan semoga itu terus bisa dijaga,” kata Indra.
Pada hari pertama, Indra Lesmana akan tampil bersama grup Kayoon. Grup trio ini berisi Indra Lesmana, Pra Budi Dharma dan Gilang Ramadhan, yang sebelumnya bernama PIG. Sedangkan di hari kedua, Indra akan tampil bersama ILP (Indra Lesmana Project) dan Indra Lesmana Surya Sewana.
“Untuk Jazz Traffic Festival 2018, saya akan perform dengan dua konsep. Yang pertama adalah Kayoon bersama Pra Budi Dharma dan Gilang Ramadhan. Sebenarnya kita sudah pernah perform bertiga sebagai trio sejak tahun 1986, dan kita sempat berubah nama dari Indra Lesmana Trio menjadi PIG, dan 2007 berubah menjadi Kayoon,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, konsep musik Kayoon lebih kepada musik etno, jazz dan avan-garde. Kayoon sendiri memiliki formasi Pra Budi Dharma di bass, Indra Lesmana di piano, synthesizer, melodika dan Gilang Ramadhan pada drum dan perkusi.
Sedangkan ILP yang akan tampil di hari kedua, memiliki aliran yang berbeda dari musik yang dimainkan Indra Lesmana biasanya. ILP merupakan proyek musik bentukan Indra Lesmana yang bergenre progressive metal dan progressive rock. Indra Lesmana bahkan menyebut genre musik ILP adalah metal fusion.
Selain ILP, Indra Lemana juga tampil dalam genre yang ada dalam album terbarunya Surya Suwana, yang rilis pada bulan Februari 2018 kemarin.
“Konsep Surya Suwana adalah konsep musik yang lebih besar formatnya. Disana ada Sandy Winarta di drum, Indra Gupta di bass, Dewa Budjana, gitar. Dan saya akan bermain dalam kelompok gamelan dari Bali membawakan komposisi-komposisi yang dari Surya Sewana itu sendiri. Musiknya etno juga cuma mungkin lebih ke world music,” tambah Indra.
Penampilan Indra Lesmana dengan tiga genre musik yang berbeda ini bisa disaksikan di Indihome Jazz Traffic Festival 2018 selama dua hari berturut-turut, 25-26 Agustus 2018 di Grand City Convex Surabaya. Info selengkapnya serta pemesanan tiket, bisa diakses melalui laman www.jazztraffic.com.(tna/ipg)