Disadari atau tidak, Jazz Traffic Festival (JTF) telah berhasil memikat perhatian penikmat musik dan musisi jazz menoleh ke Surabaya. Bukan semata karena Surabaya merupakan tanah kelahiran para legenda jazz Tanah Air. Tetapi kini Surabaya mampu menyajikan dan menyediakan pentas musik jazz. Ya, JTF telah menjadi ikon seni dan budaya Kota Surabaya.
Bila kemudian musik jazz kembali menguat dan meluas di kota ini, adalah kewajaran dan bahkan keniscayaan. Bila JTF menjadi poin penting dalam proses itu dan mendapat apresiasi yang bagus, tentu menjadi kebanggaan tersendiri.
Jazz Traffic yang mulanya merupakan program On Air Radio Suara Surabaya, yang mengudara sejak tahun 1985. Kemudian sebagai wujud apresiasi pada pendengarnya, Suara Surabaya mewujudkan program On Air itu jadi kegiatan non air berupa konser. Ternyata mendapat sambutan yang begitu baik dari masyarakat Surabaya.
Kota Surabaya tak pernah lepas dari perkembangan musik jazz di Indonesia. Bila dulu dibawa para pelaut Belanda, jazz berkembang menjadi bagian dari budaya Kota Pahlawan. Beberapa legenda jazz juga lahir di kota ini, sebut saja Bubi Chen, klan Pattiselano, dan Maryono yang merupakan maestro di tahun 1970 -an. Kini, jazz di Surabaya berkembang sesuai tuntutan pasar, ada jazz rock, fusion, acid jazz, bahkan ethnic jazz yang memadukan unsur-unsur petatonis musik tradisional.
Tahun 2016 ini Jazz Traffic Festival kembali digelar pada 27-28 Agustus 2016. Mengusung tagline; Beyond space, yang segaris dengan tagline PP Properti sebagai pendukung acara. Bermaksud ada yang beda, keluar dari hal yang biasa, sebab itu sajian musik yang tampilkan pun beda. Tetap di 3 panggung, namun dipastikan banyak kejutan. Untuk mengenal perjalanan Jazz Traffic Festival dari tahun ke tahun, berikut ulasannya.
JTF 2011
Secara histori, Kota Surabaya merupakan cikal bakalnya jazz di Indonesia. Beberapa musisi legenda dibesarkan di kota ini. Dari almarhum Maryono hingga Bubi Chen, dua legendaris di antara beberapa musisi jazz asli Surabaya. Iklim musik jazz subur tumbuh di Surabaya. Dukungan media seperti radio pun amat menunjang, sehingga mampu membentuk komunitas.
Radio Suara Surabaya (SS FM) program spesifiknya Jazz Traffic, yang dibidani Errol Jonathans, lantas diabadikan dalam sebuah acara live performance para musisi jazz Indonesia. Surabaya, harus kembali pada ruhnya sebagai kota lahirnya jazz di Indonesia. Sayangnya, belum banyak event jazz di kota ini yang mampu menampilkan puspa ragam musik jazz.
Dari idealisme itulah lahir Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2011. Perhelatan pertama JTF boleh dikata menjadi panggung bagi musisi jazz arus utama. Dihelat Minggu, 27 Nopember 2011 di Grand City Surabaya. Mulai pukul 12.00 sampai dengan 24.00, 12 jam nonstop.
Half Day-Full Jazz, menampilkan keanekaragaman genre musik jazz. Terhitung hanya sebagian performer yang menyuguhkan kreasi rock dan Fusion. Nuansa panggung dan penikmat jazz, kental jazz classic. Mereka yang menyukai sajian jazz dalam nuansa jazz murni seperti menemukan momentumnya kala itu.
Jazz Traffic Festival menghadirkan 3 panggung, persisnya 2 panggung indoor berada di Exhibition dan Convention Hall, dan 1 panggung lagi outdoor di lahan parkir. Masyarakat merespon antusias perhelatan yang kemudian digelar rutin tahunan ini.
JTF 2012
Mengirigi pertumbuhan jazz yang luar biasa pesat. Disadari telah terjadi kekayaan genre-genre jazz. Seperti yang akan ditunjukkan di Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival (DSM-JTF) 2012. Tidak hanya mainstream, tapi juga fusion dan easy jazz. Nuansa kolaborasi maupun instrumen musik etnik yang tetap dengan repertoar jazz.
Sukses di perhelatan perdana 2011, Suara Surabaya (SS) di usia 29 tahun konsisten menggelar Jazz Traffic Festival 2012 untuk kedua kalinya pada tanggal 24 November 2012. Dengan venue tetap di Grand City Convex Surabaya. Melibatkan 200-an musisi.
Tahun 2012 merupakan tahun berduka bagi dunia musik nasional, utamanya musik jazz, karena ditinggal sang legenda jazz Bubi Chen. Perhelatan JTF tahun itu juga sebesar-besarnya dipersembahkan sebagai kenangan terhadap sang maestro. Lebih dari 200 musisi jazz kenamaan meramaikan JTF yang juga diperkenalkan sebagai Tribute to jazz legend.
Bertema Dare 2 Be There kala itu, antara lain menghadirkan musisi; BLP (Barry Likumahuwa Project), Abdul & The Coffee Theory, Gugun Blues Shelter, Idang Rasjidi, Maliq & D`Essentials, Nita Artsen, Penta Boyz, Sandhy Sondoro, Tohpati Bertiga, Sandy Winarta Quartet, Benny Likumahuwa, Yovie & Nuno, Calvin Jeremy. Termasuk musisi Antonio Mauricio Horta De Melo atau lebih dikenal sebagai Toninho Horta, asal Brazil. Gitaris, komposer dan vokalis ini banyak dikagumi oleh publik di Brasil, Amerika, bahkan Jepang.
Adanya penyempurnaan dari sisi teknis pelaksanaan JTF 2011. Termasuk dihilangkannya pagar pembatas antara musisi dan penonton. Di venue, musisi bisa lebih berbaur tapi privasi tetap terjaga. Mereka bisa leluasa menciptakan suasana jazzy sehingga apresiasi dan respek terhadap jazz yang makin tumbuh.
JTF 2013
Mengulang kesuksesan di tahun 2011 dan 2012, tahun ini Suara Surabaya Media didukung Djarum Super Mild kembali menggelar perhelatan Jazz Traffic Festival, pada 24 November di Grand City Convex, Surabaya. Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2013 tampilkan 17 performances dengan tiga aliran jazz yakni mainstream jazz, fusion jazz dan pop jazz, dihelat mulai pukul 11.30 WIB.
Di antara mereka yang tampil adalah : Bubu Giri, LLW feat Eva Cellia, Tulus band, Koko Harsoe n Friends, Erik Sondy & Rio Sigit, Andien, Raisa, Glenn Fredly, Bagus Band feat Damien, Balawan Bifan Trio, Hajar Bleh Big Band, Starlite, Barry Likumahuwa Project dan The Finger feat. Sukma.
Berbeda dengan penyelenggaraan Jazz Traffic Festival tahun-tahun sebelumnya, warna tradisi Surabaya dibuat lebih kental dengan hadirnya Kartolo, seniman Ludruk Surabaya. Dia tampil duet bersama Koko Harsoe, gitaris jazz, membawakan parikan-parikan segarnya di atas panggung.
Selain itu, warna inklusif juga hadir dalam pagelaran Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2013. Itu karena masyarakat hanya perlu membeli 1 tiket untuk bisa menikmati penampilan 17 penampil.
Di sisi lain, perhelatan Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2013 juga punya misi pengembangan pariwisata alternatif di Kota Surabaya. Mimpinya, menjadikan Surabaya sebagai Jazz City, menyajikan gelaran musik yang menghibur, edukatif, dan apresiatif, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Surabaya, serta menyediakan ruang berekspresi bagi jazzer yang ada di Indonesia.
Tagline The Future Spirit menjadi penanda pada event ini, tentang peran anak muda yang akan mengisi masa depan. Djarum Super Mild Jazz Traffic Festival 2013 ini, ingin menampilkan semangat masa depan.
JTF 2014
Ini kali keempat pentas musik jazz terbesar di Indonesia Timur itu digelar. Bank Jatim Jazz Traffic Festival (JTF) kembali hadir di Surabaya. Kali ini Suara Surabaya Media berkolaborasi dengan Bank Jatim menggelar JTF di Grand City Convex Surabaya, pada 22-23 November 2014.
Jika tiga tahun penyelenggaraan sebelumnya hanya digelar sehari, kali ini JTF mengusung konsep 3 stages on 2 days. Artinya, jazz lovers akan lebih terpuaskan, karena acara digelar selama dua hari dengan jumlah artis yang lebih bervariasi.
Sedikitnya ada 42 penampil yang disuguhkan dalam JTF 2014. Mereka di antaranya, Krakatau Reunion, Gugun Blues Shelter, Tulus, Yovie n Nuno, Indra Lesmana, Raisa, Afgan and His Big Band, BLP, Dwiki Dharmawan and World Orchestra, Ita Purnamasari, Indra Lesmana, Dewa Budjana, Tompi bersama Dr and The Professor, serta artis lainnya.
Kejutan yang ditampilkan pada JTF kali itu, di antaranya reuni para personel Krakatau. Mereka yang telah terpisah selama 20 tahun, kembali dipersatukan dalam sebuah panggung dengan konsep Jazz Worldmusic -nya.
Selain Krakatau, ada juga penampilan dari Three Song yang merupakan Jazzer belia dengan personel Abraham Song on Guitar (10 tahun); Josafat Song on Drum (12 tahun); dan Samuel Song on Bass (15 tahun), yang menjadikan JTF kali ini lebih berwarna.
Tahun itu JTF punya tematik Your Choices. Banyaknya jumlah artis dengan segmentasi dan genre jazz yang berbeda membuat festival musik jazz ini choiceable bagi jazz lovers. Kendati demikian, tatanan panggung JTF tetap mempertahankan konsep ciri khas JTF, yaitu tiga panggung dengan tiga penampil dalam satu waktu sekaligus.
Selain itu, tambahan mini stage untuk komunitas jazz tetap dipertahankan untuk meramaikan JTF. Juga diberi ruang bagi komunitas untuk mengisinya sehingga mereka tetap terwadahi, karena JTF memang digelar untuk membangun environment jazz di Surabaya.
Bank Jatim JTF kali ini juga terasa istimewa karena bertepatan dengan perayaan hari Pahlawan di bulan November. Sehingga desain panggung JTF akan bernuansa kepahlawanan. Diantaranya, dilengkapi ornamen Jembatan Merah dengan aneka patung pertempuran namun senjata yang dipegang berupa alat musik jazz.
JTF 2015
Tahun 2015, event Jazz Traffic Festival telah memasuki tahun ke-5, lebih dari 200 artis ikut mewarnai gelaran yang dihelat pada 28-29 November 2015.
Bertempat di Convex Grand City Surabaya, ada 3 stage yang menyemarakkan Jazz Traffic Festival 2015. Mereka yang tampil di antaranya adalah Judika, Kunto Aji, Glenn Fredly, Kahitna, hingga Krakatau. Tak hanya lagu lawas, beragam lagu anyar hingga lagu yang belum mereka rilis juga dimainkan secara perdana di Jazz Traffic Festival itu.
Krakatau misalnya, dalam penampilan kala itu, mereka membawakan beragam lagu dari sembilan album mereka. “Di Jazz Traffic Festival kali ini, kami akan membawakan beberapa lagu dari album yang saat ini sedang proses pengerjaan,” kata Gilang Ramadhan pada kesempatan pres converence.
Jazz Traffic Festival 2015 hadir tak sekadar menyuguhkan musik, melainkan juga akan membawa penonton mampu meresapi dan merayakan jazz secara keseluruhan. Jazz Traffic Festival adalah sebuah ikon kota, sehingga penonton tidak sekadar menikmati musik, tapi juga dibawa untuk turut merayakan jazz.
Selain itu, pertemuan dan dialog antar musisi jazz lintas genre juga komunitas, menjadi brand yang tidak terhapus dalam penyelenggaraan Jazz Traffic Festival 2015. Komunitas jazz lokal, nasional, bahkan internasional bahkan bisa berbagi wawasan untuk memperkaya talenta masing-masing di event ini.
Jazz Traffic Festival 2015 juga diwarnai hadirnya jazz musisi berkelas internasional. Eric Legnini Trio, asal Prancis hadir memikat. Pianis Eric Legnini kembali ke formasi trio untuk serangkaian konser.
JTF 2016
Musik jazz yang telah dikenal universal, PP Properti Jazz Traffic Festival 2016, rasanya tepat bila menyandang tagline Beyond Space. Pentas musik jazz terbesar di Kota Surabaya ini direncanakan mampu menembus batas-batas, bahkan yang tidak terbayangkan sekalipun, di benak para penikmat musik.
Jazz Traffic Festival persembahan Suara Surabaya Media kembali digelar pada 27-28 Agustus 2016 ini. Kali ini JTF akan mengejawantahkan tagline itu sebagai sebuah upaya membangun nilai di ruang yang di luar dari biasa. Banyak bintang baru, yang tidak tampil pada perhelatan JTF tahun-tahun sebelumnya, yang akan tampil pada JTF 2016 ini. Seperti hadirnya Ari Lasso, vokalis ex Dewa 19, yang belakangan memilih bersolo karir dan popular dengan tebang Mengejar Matahari.
Musisi lain yang dipastikan tampil; Gamaliel Audrey Cantika (GAC), Yuka Tamada, dan Virzha penyanyi-penyanyi jebolan Indonesian Idol. Mereka diproyeksi akan membawa angin segar dengan nuansa musikalitas mereka yang lebih menghibur dan memuaskan penikmat musik.
Panggung PP Properti JTF 2016 Beyond Space pada hari pertama, Sabtu 27 Agustus 2016, bakal dimeriahkan penampilan Glenn Fredly, Fariz RM, GAC (Gamaliel Audrey Cantika), Maliq & D`Essentials, Idang Rasjidi, The Groove, Virzha, Sierra Soetedjo, Dua Drum, Alsa Quartet, Andre Hehanussa, MLD Jazz Project, Lyla, Danilla, Yuka, Korek Jazz, Best Friends Project, Trisouls, F Jazz C, dan Beat Project.
Kemudian di hari kedua, Minggu 28 Agustus 2016 musisi yang bakal tampil antara lain Ari Lasso, Dwiki Dharmawan Jazz Connection feat Lea Simanjuntak, Barry Likumahuwa, Andien, Tohpati, Sheryl Sheinafia, Dekat, Eva Celia, Monita Tahalea, The Overtunes, Indro Hardjodikoro, Fusion Stuff, HiVi, Eastern State Quartet, Tiwi Shakuhachi Dkk, Keroncong Liwet Java Kromatic, Vertical Band, ITS Jazz Band, Star Project Jazz, dan Semen Indonesia Jazz Band
Mengambil lokasi yang sama seperti pagelaran tahun-tahun sebelumnya, JTF 2016 digelar Suara Surabaya Media di Grand City Convex, jalan Gubeng Pojok No. 1 Surabaya. (Sumber: Majalah SCG)