Sepuluh tahun lalu saat merintis karir di musik jazz, Sheila Permatasaka, Jeane Phialsa, dan Rieke Astari, tidak menyangka kalau ternyata permainan musik mereka akan mendapat sambutan baik di telinga pendengar.
Saat itu, kata Sheila, para penikmat jazz belum terbiasa melihat performer jazz wanita. ”Inilah the power of woman dalam dunia musik. Selama sepuluh tahun kita ingin membuktikan kalau kita wanita bisa bermain jazz dengan bagus dan enak. Tidak asal memainkan alat musik,” kata Sheila.
Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang pernah diraih Starlite diantaranya, Juara 1 Jazz Goes to Campus Universitas Indonesia Competition 2004 dan Juara 3 Festival Budaya Jakarta.
Kata Jeane Phialsa, drummer Starlite, melatih musikalitas bisa dimulai dengan mendengar permainan musisi yang secara teknis bagus dan soulful. ”Intinya main musik yang enak. Saat kita enjoy, orang yang menerima pesan kita itu bisa merasa yang kita sampaikan,” kata Jeane dalam wawancaranya di Jazz Traffic Festival (22/11/2014).
Sepakat dengan Jeane, Rieke Astari juga berharap makin banyak musisi dan penyanyi Jazz yang niat mempersembahkan karya bagus. ”Saat sudah di panggung, semua personel bebas berekspresi dengan nada-nada yang dimainkan. Ini yang asyik. Semua bisa jadi kejutan,” kata Rieke.
Karena perasaan bebas menjadi diri sendiri inilah yang akhirnya menginspirasi Rieke untuk menambah perbendaharaan kemampuan musik baru. Rieke saat ini mampu memainkan alat musik akordeon yang terhitung sepi peminat.
Alat musik ini ada kemiripan dengan piano, tapi perlakuannya berbeda. ”Memainkan akordeon perlu feeling karena tiap tarikannya menghasilkan power bunyi yang berbeda. Ini asyiknya,” kata Rieke. (win/fik)