Judul tersebut bukan mengada-ada, karena popularitas Bubi Chen tak lekang ditelan zaman. Adalah Wilson Kuah, pianis asal Pinang Malaysia yang mengaku teman akrab Bubi Chen, memainkan komposisi-komposisi milik Bubi dengan bagusnya.
Menurut Wilson, repertoir karya Bubi Chen akan abadi dan melegenda. Siapapun yang memainkan, roh musik Bubi Chen tetap muncul. Pada penampilan Tribute To Bubi Chen, Jumat (28/2/2014) malam, Wilson Kuah lebih mendominasi dibanding keberadaan Siera Sutedjo atau bahkan Sandy Winarta. Maklum dia lebih banyak sebagai “lead” di formasi khusus tersebut dan paling sering bicara ke penonton.
Komposisi pertama yang dibawakan dalam Tribute to Bubi Chen ini berjudul Shang N Darin.
Beberapa komposisi karya Bubi Chen dan yang pernah ditampilkan legenda jazz Indonesia tersebut, juga muncul dengan sempurna. Sebut saja Body and Soul, My One and Only Love, Autumn Leave, meluncur dari bibir Siera Sutedjo.
Bubi Chen pantas mendapat apresiasi dari penggemar musik jazz dan sekaligus para musisi jazz di Tanah Air. Karena legenda musik Indonesia itu, paling tidak tercatat sebagai generasi pertama sosok musisi Jazz Indonesia, yang membawa nama republik ini di pentas musik jazz dunia “North Sea Jazz Festival” di Den Haag Belanda.
Komposisi andalan “Frog Walk” menjadi materi penutup pertunjukan selama kurang lebih 1 jam tersebut. Yang menarik penonton tidak banyak yang beranjak dari tempat duduknya, sebelum komposisi terakhir selesai.(isa/ipg)
Teks Foto:
– Duet Wilson Kuah pianis Penang Malaysia dengan Sierra Soetedjo dalam tajuk “Tribute to Bubi Chen” di Java Jazz Festival 2014.
Foto: Errol Jonathans Suara Surabaya Media