Senin, 25 November 2024

Jazz Generasi Baru Semakin Laku

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Musik Jazz itu tua, jadul, kuno dan terkesan sangat ekslusif karena lebih banyak tampil sebagai backsound musik di cafe, club atau sebuah mall serta terkesan mahal.

Namun itu dulu, saat ini jazz sudah berkembang dengan kemasan lebih atraktif dan dibawa oleh musisi jazz generasi muda. Contohnya saja Jessie J dan Bruno Mars yang menjadi musisi besar melalui genre musik jazz.

Perkembangan musik jazz dan musisi generasi baru yang membawa jazz semakin dikenal menjadi topik hangat perbincangan suarasurabaya.net bersama Harald Rüschenbaum, Direktur Artistik Youth Jazz Orchestra Bavarian, Rizki Lazuardi, Manajer Goethe Haus Indonesia selaku penyelenggara di Indonesia, Birgit Steffan, Managing Director Wisma Jerman dan satu orang personil dari grup itu bernama Jacob, pada Sabtu (18/5/2014) sore di Hotel Grand Indonesia Surabaya.

Selama perbincangan mereka banyak membagi pengetahuan tentang musik jazz dan perkembangannya saat ini. Menurut mereka musik jazz berkembang ke arah yang lebih baik dari masa ke masa.

Dimana sudah banyak masyarakat yang mendengarkan dan ingin menonton pertunjukan jazz. Bahkan beberapa musisi yang mengusung genre jazz mampu mendunia dengan fans yang tidak bisa dibilang sedikit. Contohnya ialah Jessie J dan Bruno Mars.

“Saya bangga dengan perkembangan musik jazz yang dibawa oleh musisi generasi muda sekarang. Melalui musik jazz mereka mampu memberikan pertunjukan dan karya musik yang bisa diterima masyarakat luas,” kata Harald.

Menurutnya, dulu musik jazz hanya dipandang sebagai musik background yang bisa ditonton dan didengar di mall, club atau cafe semata. Namun saat ini, dibeberapa negara seperti Jerman, USA bahkan Indonesia, musik jazz memiliki tempat tersendiri.

“Sekarang musik jazz lebih all out. masyarakat mulai menikmati musik jazz sebagai pertunjukan menarik layaknya genre musik lain. Tentu saya juga mengakui ini berkat jasa generasi musisi muda yang menyebarluaskan musik jazz dengan improvisasinya masing-masing,” jelas dia.

Ia menambahkan, saat ini di Jerman sendiri sudah kembali terbuka dan berdiri klub atau grup musik jazz yang mewadahi musisi berbakat, setelah sebelumnya sempat banyak yang tutup.

Sedikit flassback, Harald mengenang sepuluh tahun lalu dimana banyak klub atau grup jazz tutup karena peminat yang terus menurun. Terlebih image musik jazz sebagai musik background masih melekat kuat pada masyarakat kala itu.

Namun, disaat yang bersamaan banyak orang yang ingin bermain dan menonton musik jazz. “Itu artinya genre musik jazz masih diterima dan cukup laku di kalangan masyarakat. Hanya saja mungkin kesan musik background dan tua karena dibawa oleh generasi lama seperti duke Ellington membuat kejenuhan kala itu,” ungkap Jacob

Berdirinya Youth Jazz Orchestra Bavarian sendiri karena ingin mewadahi para musisi muda berbakat yang ingin belajar dan menjadi profesional melalui musik jazz, yang kala itu juga belum ada.

“Jadi musik jazz saat ini semakin laku dan dikenal masyarakat luas berkat improvisasi dan sinkronisasi yang dibawa musisi generasi muda,” kata Birgit menimpali.

Sekarang justru banyak cara dan peluang generasi muda mendengarkan dan menikmati musik jazz, mulai dari musik background hingga konser jazz dengan pertunjukan yang aktraktif.

Kemudian, terkait kesan eksklusif jazz yang notabene lebih sering didengarkan di tempat mahal dan terkesan beda kelas, Harald mengira itu hanya soal perbedaan sudut pandang saat pertama kali mengenal musik jazz.

“Musik jazz sama saja dengan musik genre lain seperti pop atau dangdut. Jika terkesan ekslusif itu adalah jazz generasi tua dulu, karena memang saat itu akses mereka untuk tampil hanya di tempat semacam klub atau kafe. Jika tidak ada dana agak sulit membuat pertunjukan sendiri. Namun sekarang bukankah sudah lebih baik, kita bisa menonton pertunjukan jazz layaknya musik lain, contohnya konser jessie j,” katanya.

Lagipula meski masih sering diadakan di tempat yang terkesan eksklusif, banyak pertunjukan jazz yang bisa ditonton secara gratis. “Contohnya konser youth jazz orchestra bavarian yang digelar di Indonesia,” kata Rizki sambil tertawa mempromosikan acara.

Kemudian untuk lebih mengembangkan lagi musik jazz, Harald mengaku melalui grup nya ia melakukan beberapa pendekatan, yakni dengan membangun komunikasi dan hubungan baik antara pemain dan penonton. “Kami tidak memasang gap. Justru kami berusaha berbaur dengan penonton dan peminat jazz. Berbagi tentang apa yang mereka minati dan harapkan dengan jazz,” paparnya.

Selain itu, merek ajug amelakukan pendekatan dengan mendefinisikan dan melakukan improvisasi jazz generasi baru. Jazz memiliki banyak sub genre, genre baru tentu berbeda dengan genre lama yang dibawa oleh generasi tua.

“Namun generasi muda tetap paham dengan jazz generasi tua, itu yang membentuk musik jazz sekarang,” kata Jacob.

Di Amerika, para musisi jazz melakukan pendekatan dengan mengaransemen ulang lagu pop ke lagu jazz atau jazz cover. Jadi banyak cara untuk mengembangkan dan mengenalkan musik jazz, karen a jazz sudah berkembang dinamis dan fleksibel. (ain/wak)

Teks Foto :
1. Harald Rüschenbaum, Direktur Artistik Youth Jazz Orchestra Bavarian dan satu orang personil dari grup bernama Jacob.
2. Personil grup Youth Jazz Orchestra Bavarian berfoto bersama
Foto :
– Goethe institute Indonesia dan Nia suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs