Penderita penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) selama kurun waktu 8 bulan terakhir, mulai bulan Januari hingga Agustus tercatat sebanyak 198 warga menjalani perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
Askab Hariyanto Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes (Dinas Kesehatan) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (3/9/2016) mengatakan, bahwa jumlah penderita setiap bulannya mengalami fluktuatif.
“Penderita yang terserang penyakit DBD ini, memang naik turun setiap bulannya. Namun puncak serangan penyakit ini, terdata di bulan Februari dengan 49 penderita yang telah dirawat di Puskesmas maupun Rumah Sakit,” katanya.
Dari data grafik, untuk bulan Januari tercatat sebanyak 29 penderita menjalani perawatan. Memasuki bulan Februari jumlah penderita mengalami kenaikan signifikan dengan 49 penderita yang dirawat.
Selanjutnya, bulan Maret penderita mengalami penurunan menjadi 22 orang yang menjalani perawatan. Namun di bulan April, jumlah penderita naik kembali hingga mencapai 41 orang. Angka ini signifikan menurun di bulan Mei dengan 21 penderita yang dirawat.
Demikian pula di tiga bulan berikutnya, yakni Juni dengan 16 penderita, Juli 15 penderita dan Agustus 5 penderita yang menjalani perawatan. “Jadi total terdata sebanyak 198 penderita DBD yang telah dirawat selama 8 bulan terakhir,” ujarnya.
Untuk penanganan terhadap penyebaran penyakit DBD ini, Dinkes Kabupaten Lumajang terus fokus untuk memantau perkembangannya. “Saat ini memang terjadi penurunan jumlah pasien, bila dibandingkan puncak berjangkitnya penyakit ini pada bulan Februari lalu,” katanya.
Saat ini serangan penyakit ini berangsur turun. “Ini karena kami terus menggalakkan siskamling DBD di selruuh Kecamatan. Setiap Kecamatan ada Desa yang menjadi percontohan agar nantinya getok tular untuk meneruskan sosialisasiya ke Desa lainnya,” ujarnya.
Sasaran siskamling jentik ini, untuk mengontrol wilayah sarang jentik di lingkungan masing-masing. Upaya yang dilakukan, bisa dengan cara melakukan pemantuaan bersama dengan membagi setiap harinya beberapa Kepala Keluarga (KK) untuk melakukan pengawasan.
“Tujuan dari siskamling jentik ini adalah untuk menekan wilayah berkembangnya jentik. Dengan pengawasan bersama di lingkungan, maka masing-masing warga masyarakat bisa saling mengingatkan jika terdapat titik rawat berjangkitnya jentik nyamuk. Semisal adanya genangan dan lainnya. Penanganannya juga bisa dilakukan bersama-sama dengan gotong-royong,” katanya. (her/iml/ipg)
Teks Foto :
– Askab Hariyanto Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM