Semburan asap bercampur material vulkanik dari Gunung Bromo mulai berdampak di wilayah Kabupaten Lumajang. Dampaknya berupa hujan abu yang mulai menguyur sejumlah Desa di sejumlah Kecamatan di Kota Pisang ini setelah angon menghembuskan asap tersebut ke arah timur laut.
Hendro Wahyono Plt Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM mengatakan, hujan abu ini menguyur sejak pagi setelah semburan asap dari kawah Gunung Bromo dalam status erupsi mengarah ke timur laut.
“Dari pantauan di obyek wisata puncak B29 yang terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro yang tepat berada di lereng timur Gunung Bromo hari ini, secara visual semburan asap hasil erupsi yang bercampur material vulkanik berada di ketinggian 1 kilometer. Dan dampaknya adalah guyuran hujan abu yang mengarah ke Desa Argosari, termasuk di obyek wisata puncak B-29,” katanya.
Padahal, obyek wisata dengan panorama lautan pasir Gunung Bromo ini tengah dipadati sekitar 700 lebih pengunjung dari berbagai daerah. Dalam kondisi itu, pihak aparatur Desa setempat bersama relawan bencana langsung melaporkan kepada BPBD Kabupaten Lumajang guna dilakukan tindakan agar wisatawan tidak terdampak efek buruknya.
“Setelah mendapatkan informasi itu, segera kami luncurkan perosnil TRC (Tim Reaksi Cepat) Bencana ke Desa Argosari dan Puncak B29. Di sana, kami membawa masker untuk dibagikan kepada warga dan pengunjung di lokasi obyek wisata tersebut. Satu-persatu masyarakat suku tengger Desa Argosari dan wisatawan mendapatkan masker yang dibawa mencapai 20 ribu lembar tersebut,” katanya.
Menurut Hendro Wahyono, pembagian masker ini dilakukan karena hujan abu yang mengguyur juga cukup pekat. Kondisi itu sangat membahayakan bagi kesehatan warga dan para wisatawan yang memadati puncak lereng sisi timur dari gunung berketinggian 2.329 meter diatas permukaan laut (mdpl) tersebut.
“Pembagian masker ini sebagai tindakan awal agar masyarakat dan wisatawan tidak terdampak kesehatannya akibat hujan abu pekat dampak semburan erupsi Gunung Bromo. Kami juga telah menyiapkan cadangan di Balai Desa Argosari yang bisa dipergunakan sewaktu-waktu. Saat ini, kami maish memintakan tambahan masker untuk persiapan,” paparnya.
Dari laporan hasil pantauan rutin seismik dan visual aktivitas Gunung Bromo dari PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi), disampaikan lebih lanjut oleh Hendro Wahyono, asap kawah teramati putih, kelabu kecoklatan sedang-tebal, tekanan sedang-kuat.
Ketinggian asap berkisar antara 300 sampai 1.000 meter dari puncak kawah. Asap terhembus angin ke arah barat daya-timur. “Selain itu, dilaporkan juga terdengar suara dentuman lemah-sedang, teramati sinar api samar dan lontaran material pijar setinggi sekitar 50 meter dari puncak kawah,”ujarnya.
Secara seismik, lanjutnya, kegempaan tremor berada di amplitudo 1 sampai 15 milimeter dan dominan pada 2 milimeter. Terjadi juga 49 kali gempa hembusan dengan amplitudo 15 sampai 26 milimeter selama 25 hingga 60detik dan 21 kali gempa letusan berada amplitudo 22 sampai 35 milimeter dalam waktu 30 sampai 50 detik.
Sedangkan secara visual cuaca dilaporkan cerah-mendung, angin tenang dan suhu berada pada 8 sampai 20 derajat celcius. Hingga secara visual Gunung Bromo terpantau jelas meski berkabut. Dengan aktivitas seperti ini, Gunung Bromo tetap pada status waspada.
“PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Bromo maupun pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo,” pungkas dia. (her/dwi)
Teks Foto :
– Potret wisatawan Puncak B-29 di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang yang hari ini padat dan terpaksa harus mandi hujan abu karena asap dari kawah terhembus angin ke arah tenggara.
Foto : Sentral FM.