Selasa, 26 November 2024

Puncak Kasada, Zona Bahaya 1 Kilometer Dari Kawah Bromo Harus Steril

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Gunung Bromo. Foto : Sentral FM

Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) memastikan bahwa situasi aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Bromo menjelang puncak peringatan Kasada tetap aman. Aktifitas di dapur magma gunung dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut relatif menurun dibandingkan sebelumnya.

I Gede Suantika Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG dihubungi Sentral FM, Rabu (20/7/2016), mengatakan bahwa aktivitas Gunung Bromo memang sejauh ini masih terus mengepul. “Bromo masih tetap menyemburkan asap, namun saat ini abunya tidak begitu banyak. Abunya sedikit dibandingkan sebelumnya,” katanya.

Untuk kegiatan seismik, masih menurutnya, saart ini yang terpantau adalah kegempaan tremor yang dominan berada di 2,5 sampai 3 milimeter skala amplitudo. Domionan kegempaan ini juga berangsur menurun bila dibandingkan sebelumnya yang dominan 12 milimeter skala amplitudo.

“Kegempaan tremor ini sudah jauh menurun dibandingkan sebelumnya. Berarti, saat ini aktivitas vulkanik Gunung Bromo sudah relatif aman. Meski masih terjadi hujan abu di sekitaran kawah saja. Untuk itu, kami tetap merekomendasikan zona bahaya di radius 1 kilometer dari kawah dan itu tidak boleh ditawar lagi,” ujarnya.

Rekomendasi lainnya adalah, wisatawan yang saat ini banyak berdatangan di seputaran Gunung Bromo untuk membawa perlengkapan standar guna menghadapi situasi ini. Yakni berupa masker agar tidak sampai menghirup debu vulkanik. “Tujuannya agar tidak sampai menganggu kesehatannya,” ujarnya.

Ia menegaskan, meskipun aktivitas kegiatan di dapur magma telah cenderung aman, wisatawan yang berdatangan ke Gunung Bromo untuk mengikuti perayaan Kasada yang puncaknya akan digelar nanti malam, untuk tidak melanggar rekomendasi tersebut.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan setempat dan dari TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) di Pos Kaldera untuk memastikan agar zona bahaya radius 1 kilometer dari kawah untuk tetap steril. Di area itu sudah ditempatkan personil yang melakukan pengawasan,” katanya.

Kesiapan lainnya untuk mengamankan wisatawan Bromo, PVMBG juga telah memerintahkan Pos Pengamatan Gunung Api Bromo guna terus berkoordinasi dengan stake holder terkait. “Bahkan, ambulance juga disiapkan di sana untuk kondisi emergency,” ujarnya.

I Gede Suantika juga menyampaikan, bahwa semakin melandainya aktivitas Gunung Bromo ini tidak berarti kepulan asap akan semakin mereda. Pasalnya, energi di dapur magma masih cukup besar dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Kondisi itu sudah menjadi siklus erupsi Gunung Bromo.

“Bukaan di dapur magma yang mengeluarkan penambahan panas ke permukaan kawah masih akan terus terjadi. Dorongan energi ini masih bisa terus menggerus dinding dapur magma yang mengakibatkan lontaran debu vulkanik bersama semburan asap. Hanya saja untuk lontaran batuan lapili dan sinar api diam di puncak kawah sudah tidak terlihat lagi,” katanya.

Sementara itu, dari laporan rutin aktivitas Gunung Bromo 24 jam terakhir, secara seismik kegempaaan tremor berada di kisaran 0.5 sampai 6 milimeter dan dominan pada 1 milimeter skala amplitudo. Terjadi sekali gempa tremor jauh dengan skala 22 milimeter dalam waktu 17 detik hingga 45 detik.

Secara visual cuaca Gunung Bromo cerah-mendung, angin tenang dengan suhu berkisar antara 9 sampai 17 derajat celcius. Sehingga aktivitas asap kawah teramati jelas berwarna putih kelabu kecoklatan tipis-tebal, dengan tekanan lemah-kuat. Ketinggian asap berkisar 50 sampai 1.000 meter dari puncak kawah (mdpk). “Asap hari ini dilaporkan mengarah ke barat daya dan barat. Kesimpulannya aktivitas Gunung Bromo tetap Waspada,” kata I Gede Suantika. (her/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
27o
Kurs