Jumat, 22 November 2024

Pemkab Lumajang Siapkan Penjemputan Pengikut Padepokan Dimas Kanjeng

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Hingga saat ini masih ada belasan warga Lumajang pengikut Taat Pribadi yang memilih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng, Probolinggo. Padahal, sudah ada informasi mengenai pembongkaran tenda-tenda yang menjadi tempat penginap para pengikut Taat Pribadi selama ini. Asat Malik Bupati Lumajang mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi untuk melakukan penjemputan warganya yang masih bertahan di Padepokan.

“Kami mendengar rencana pembongkaran tenda-tenda di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo. Di sana masih ada sekitar 13 orang warga Lumajang yang masih bertahan,” kata Asat kepada Sentral FM, Senin (10/10/2016).

Untuk itu, kata Asat, juga mengimbau kepada warganya yang bertahan untuk kembali pulang ke rumahnya masing-masing.

“Apakah mereka pulang sendiri atau kalau memang membutuhkan penjemputan akan kami kirimkan kendaraan ke sana. Upaya penjemputan ini sudah kami sepakati bersama Forkopimda. Yang jelas, saya mengimbau warga untuk kembali ke rumah masing-masing,” ujararnya.

Namun, yang menjadi masalah, menurut Asat, warga Lumajang yang bertahan di Padepokan jumlahnya tidak sama dengan data Polres Probolinggo. Karena, berdasarkan pendataan di salah satu kecamatan saja jumlahnya lebih banyak dari data pihak Polres Probolinggo.

“Dari informasi yang disampaikan Kapolsek Randuagung saja, ada 25 orang warga setempat yang menjadi pengikut di Padepokan tersebut. Mereka ini ada yang sudah pulang, ada yang belum. Namun, mereka juga sewaktu-waktu kembali lagi ke sana (padepokan, red). Dan dari info belasan orang di Padepokan, banyak warga yang pulang sendiri. Ini yang repot,” katanya.

Selanjutnya, Bupati Lumajang tersebut masih mencari informasi lanjutan tentang keberadaan warga Lumajang di Padepokan Dimas Kanjeng. Dia masih mencari cara terbaik dalam penjemputan warganya. Ini dimaksudkan agar pengikut Taat Pribadi tidak merasa seperti pesakitan.

“Pastinya ada yang malu juga kalau dijemput terang-terangan seperti itu. Mereka seolah seperti pesakitan. Kami masih melakukan koordinasi, kalau bisa melalui keluarganya untuk menjemput pulang mereka. Dengan begitu, mereka tidak menjadi malu. Saat ini, Bakesbangpol Linmas masih melakukan pendekatan itu. Agar mereka bisa pulang karena kesadaran dan nyaman,” katanya.

Selain itu, penanganan yang dilakukan selanjutnya yaitu permasalahan sosial. Dalam hal ini, Pemkab Lumajang akan mengumpulkan para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk diberikan pemahaman. Meski diakui hal tersebut tidak mudah, karena beberapa pengikut tersebut meyakini kelebihan Taat Pribadi.

“Tetapi mungkin karena saat ini sudah terbuka sekali bagaimana modus dan kedok Dimas Kanjeng. Dengan bukti yang bervariasi, sepertinya itu hanya trik saja untuk melakukan penipuan. Semoga saja mereka menyadari kalau itu semua bentuk penipuan,” katanya.

Sementara itu, alasan lain pengikut Taat Pribadi yang masih bertahan karena sudah terlanjur menjadi koordinator. Tugas dari koordinator adalah penarik uang dari masyarakat untuk disetorkan kepada Taat Pribadi untuk digandakan.

“Makanya, bagi yang seperti ini malah merasa nyaman di sana (padepokan, red). Sebab, kalau pulang malah ditagih orang-orang itu. Ini persoalan sosial yang tidak bisa kita abaikan. Mungkin mereka kepepet dulunya. Persoalan yang seperti ini bukan hanya dialami warga Lumajang saja, tapi banyak warga daerah lain yang mengalaminya,” ujar Asat Malik Bupati Lumajang.

AKP Tinton Yudha Riambodo Kasat Reskrim Polres Lumajang mengatakan, pihaknya baru menerima satu laporan dari korban yang dirugikan dalam kasus penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Minimnya pelapor ini, dimungkinkan karena korban malu jika dirinya diketahui sebagai korban atau pengikut Padepokan tersebut.

Oleh karena itu, Polres Lumajang bersedia untuk merahasiakan indentitas korban Dimas Kanjeng, warga Lumajang yang ingin melapor ke Polres Lumajang. “Mungkin masyarakat malu kalau diketahui sebagai pengikut dari Padepokan Taat Pribadi, apalagi diketahui sampai menderita kerugian puluhan juta. Karenanya kami akan merahasiakan indentitas korban, asal mau melapor kepada kami,” katanya.

Tinton juga mengimbau agar warga tidak malu untuk melapor, karena ini penting untuk pengungkapan kasus tersebut. “Saya minta masyarakat yang merasa dirugikan atas kasus Dimas Kanjeng taat Pribadi, tidak usah malu untuk melapor. Kita akan merahasiakan indentitasnya,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Lumajang juga menyakini, masih banyak warga Lumajang yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan telah menyetorkan dananya untuk digandakan. Meski sejauh ini belum dipastikan, berapa sebenarnya warga Lumajang yang menjadi pengikut Padepokan tersebut.

“Tapi saya yakin, nantinya akan banyak yang melapor. Kita tunggu saja. Dan untuk penyidikannya nanti, bisa dilakukan di Polres Lumajang atau di Polda Jatim. Masih kita koordinasikan,” ujar Tinton. (her/tit/ipg)

Teks Foto :
– Asat Malik Bupati Lumajang.
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs