Sabtu, 23 November 2024

Pembangunan JLS Trase Lumajang 80 Persen Rampung

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Pembangunan akses jalan di ruas JLS (Jalur Lintas Selatan) yang menghubungkan 8 Kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur mulai dari Banyuwangi hingga Pacitan sejauh ini terus dikerjakan penyelesaiannya. Dan di trase wilayah Kabupaten Lumajang sendiri, dari data Bappeda menunjukkan pekerjaan telah rampung 80 persen.

Ir Nugroho Dwi Atmoko Kepala Bappeda Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (23/3/2016) mengatakan bahwa penyelesaian pekerjaan pembangunan JLS di trase Kabupaten Lumajang secara umum sudah ada peningkatan.

“Mulai dari ruas jalan di Desa Jarit, Kecamatan Candipuro hingga perbatasan di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, hanya tinggal beberapa kilometer saja yang masih berupa badan jalan. Ini yang informasinya tahun ini akan dilanjutkan dan diselesaikan,” katanya.

Dari pelaksanaan pekerjaannya, masih menurutnya di sisi perkerasan jalan menggunakan beton yang kualitasnya sangat bagus dengan lebar yang cukup. Sehingga dari yang sudah dilakukan perkerasan ini, akan dilanjutkan dengan perkerasan bahu jalan dan pembuatan saluran atau drainase.

“Perkiraan prosentase pekerjaan yang sudah diselesaikan diatas 80 persen untuk trase JLS di Kabupaten Lumajang ini. Disamping masih ada pekerjaan-pekerjaan lainnya, saluran drainase di kanan dan kiri jalan, rambu-rambu, lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) sebagai sarana pelengkap sebelum JLS di fungsikan,” paparnya.

Dengan kondisi terkini pekerjaan yang dilaksanakan, Nugroho Dwi Atmoko optimis pembangunan JLS akan dituntaskan tahun ini juga untuk trase Kabupaten Lumajang. Dan sebenarnya, penyelesaianpekerjaan proyek mercusuar yang telah dimulai sejak era Presiden Megawati Sukarno Putri ini, seharusnya selesai tahun-tahun sebelumnya.

“Namun memang perlu dipahami, bahwa anggaran pembangunan JLS itu kan dari APBN, APBD Provinsi Jatim dan APBD Kabupaten Lumajang. Meski kewajiban Kabupaten Lumajang telah diselesaikan beberapa tahun lalu, namun anggaran dari Provinsi dan APBN itu yang mengalami sejumlah kendala,” jelasnya.

Dimana, sesuai MoU Tahun 2002 lalu antara Gubernur Jatim dan Bupati yang wilayahnya dilalui JLS, daerah hanya menyiapkan lahan. Dan itu sudah disiapkan jauh-jauh hari. Meski sempat ada kendala juga terkait dengan Perhutani. Namun saat ini telah diselesaikan.

Yakni dengan adanya perubahan rute JLS sebanyak 3 kali. Dengan panjang total pembebasan lahan dari Jarit hingga Wotgalih yang kebanyakan lahan milik masyarakat sejak Tahun 2004 lalu. “Sedangkan untuk rute dari Jarit menuju perbatasan Malang, menggunakan akses jalan nasional dengan catatan perlu dilakukan pelebaran jalan. Dan itu jadi tanggungjawab Pemkab Lumajang,” terangnya.

Selain itu sebelum akses JLS ini difungsikan nanti, Pemkab Lumajang juga akan melakujkan evaluasi dan kajian terkait potensi kerawanan yang ada di sepanjang jalur yang ada. Baik kerawanan dari sisi kamtibmas maupun lalu-lintas.

Nugroho Dwi Atmoko berharap, akses JLS ini bisa segera diselesaikan untuk membedah potensi perekonomian di wilayah pesisir selatan Lumajang. Dimana potensinya sangat melimpah, mulai dari sektor kelautan dan perikanan, serta hasil pertaniannya.

“Selain itu, sepanjang pesisir selatan mulai dari Kecamatan Tempursari hingga Yosowilangun dengan panorama yang indah juga bisa dioptimalkan pengelolaannya untuk sektor pariwisata. Semuanya perlu lebih di eksplore lagi,” katanya.(her/rst)

Teks Foto :
– Potret trase Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kabupaten Lumajang.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs