Jumat, 22 November 2024

Panen Raya, Petani Cengkeh di Lumajang Putar Dana 2 Miliar Perhari

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Komoditi cengkeh di Lumajang cukup besar potensinya. Seperti pada petani cengkeh di wilayah Kecamatan Tempursari yang berbatasan dengan Kabupaten Malang, saat memasuki panen raya ini, mereka sanggup memutar dana hingga Rp. 2 miliar perhari.

Hal ini disampaikan Drs Rasmin Camat Tempursari kepada Sentral FM, Selasa (30/8/2016). Dikatakannya, prospek perkebunan cengkeh di wilayah yang dipimpinnya sedang bagus saat memasuki panen raya kali ini.

“Setiap harinya, petani cengkeh di Kecamatan Tempursari mampu memutar dana hingga Rp. 2 miliar. Angka perputaran dana sebesar ini, sesuai laporan BRI Unit Kecamatan Tempursari kepada kami,” katanya.

Dana sebesar itu, menurutnya, merupakan pencairan yang dilakukan para pedagang besar cengkeh untuk membeli komoditi cengkeh hasil panen para petani. Dimana, lahan kebun cengkeh tersebar di seluruh Desa di wilayah kecamatan Tempursari.

“Perputaran dana ini terjadi selama panen raya cengkeh. Padahal dalam setahun, petani cengkeh Tempursari panen raya dua kali. Perhitungannya, untuk setiap pedagang besar dalam satu hari transaksi pembelian cengkeh dari petani bisa mencairkan dana di bank hingga Rp. 200 juta. Kalau ada 10 pedagang saja, satu hari BRI harus menyiapkan Rp. 2 miliar untuk transaksi mereka,” katanya.

Potensi besar komoditi cengkeh di wilayah selatan Lumajang ini, juga mampu menghidupi petani dan para buruh tani. Pasalnya, produk turunan cengkeh juga bermacam-macam dan melibatkan banyak pekerja untuk mengelolanya.

“Mulai dari buruh petik, buruh luru, buruh sortir, pekebunnya sendiri, bagian menjemur cengkeh dan lainnya. Jadi betul-betul menghidupi banyak orang. Yang saya bangga adalah, rasa kesetiakawanan petani Tempursari dengan warga lainnya, terutama yang tidak memiliki lahan juga tinggi,” ujarnya.

Sebagai bukti, para petani sebenarnya bisa mengelola, memanen, hingga menjual sendiri hasil dari lahannya. Namun mereka melibatkan buruh tani lain yang tidak memiliki lahan, terutama dari kalangan nelayan untuk bagi-bagi rejeki.

“Itu guyubnya petani Tempursari. Apalagi saat ini ratusan KK (Kepala Keluarga) nelayan juga sudah 3 bulan ini tidak melaut karena ombak tinggi. Kapal nelayan tradisional yang ada dengan mesin tempel, tidak mungkin dipaksakan melaut. Hanya satu atau dua orang yang masih bisa bekerja melaut,” katanya.

Para nelayan yang tidak bekerja mengais rejeki menangkap ikan inilah yang kemudian dilibatkan untuk bekerja di kebun cengkeh. Dan penghasilan dari berkebun cengkeh ini juga lumayan untuk menopang kehidupan para nelayan tersebut.

Untuk buruh petik bisa mendapatkan penghasilan antara Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu setiap harinya. Penghasilan tersebut untuk satu orang pekerja di bagian buruh petik cengkeh.

“Upah mereka tidak ada yang dibawah Rp. 100 ribu. Buruh luru penghasilannya sesuai yang diperoleh dari mengais rontokan cengkeh yang jatuh dibawah tegakan pohon. Perkilogram mereka mendapatkan penghasilan antara Rp. 3 ribu sampai Rp. 5 ribu. padahal salah sehari mereka bisa mendapatkan 50 kilogram sampai 75 kilogram. Bisa dihitung sendiri penghasilannya,” katanya.

Namun di tengah panen raya cengkeh kali ini, ada kendala yang harus dipadapi petani cengkeh Tempursari. Yakni yang menyangkut distribusi hasil panennya ke luar daerah. Pasalnya, jalur yang harus ditempuh sangat jauh jika melewati akses alternatif yang saat ini bisa ditempuh, yakni melalui kecamatan Pronojiwo.

Sebelumnya jalur distribusi melalui akses jalan di Pantai Watugodek. Namun jalur ini hancur karena abrasi sejak 3 bulan lalu. Dan masih dalam kajian untuk memindahkan akses jalan tersebut.

“Untuk mengejar waktu kirim, maka upaya yang ditempuh petani, dengan cara mengangkut dengan motor melalui akses jalan rusak di Pantai Watugodek dan dipindahkan ke truk di akses jalan yang mulus,” kata Camat Tempursari. (her/zha/ipg)

Teks Foto :
1. Drs Rasmin Camat Tempursari.
2. Komoditi cengkeh di Lumajang.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs