Permukaan air Ranu Kumbolo di lereng Gunung Semeru dengan ketinggian 2.390 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini mengalami menyusutan hingga satu meter.
“Itu terjadi karena musim penghujan pendek, curah hujan terlalu rendah,” kata Parningotan J Sinambela, personel SAR Kabupaten Lumajang yang juga Koordinator Paguyuban Porter Semeru kepada Sentral FM, Rabu (27/4/2016).
Menurutnya, kondisi itu dilihat sepekan lalu saat mengantarkan rombongan staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lumajang yang melakukan pendakian untuk memotret patung Arcapada.
“Tahun ini penyusutannya cukup parah, dibanding tahun lalu yang hanya setengah meter saja,” katanya
Padahal, danau ini menjadi satu-satunya sumber air untuk spesies satwa liar dan para pendaki jika musim pendakian, di sepanjang jalur antara Ranu Pane menuju Puncak Mahameru.
“Ini cukup penting, karena bisa lebih dari 50 ribu pendaki selama setahun mulai Mei sampai Januari yang memanfaatkan air Ranu Kumbolo untuk minum, membuat makanan dan lainnya,” jelasnya.
Danau sedalam 10 meter itu, dikhawatirkan akan terus mengalami penyusutan. Karena selain curah hujan pendek, keberadaan air tersebut juga masih dibutuhkan bagi aktivitas warga.
“Sebenarnya masih ada sumber air Kalimati, Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Pakis dan Ranu Tompe,” katanya.
Kawasan Ranu Kumbolo merupakan danau eksotik dengan luasan 15 hektar yang menjadi rest area bagi pendaki yang akan menjejak ke puncak Mahameru. (her/rdy/ipg)
Teks Foto :
1. Parningotan J Sinambela.
2. Ranu Kumbolo di lereng Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM