Rabu, 27 November 2024
Kumpulkan 4 Ribu Manuskrip

Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Ilustrasi

Lumajang sebagai kerajaan besar di era kebesaran Majapahit hingga kini sejarahnya terus digali. Salah-satunya dilakukan PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) melalui Tim Ekspedisi Islam Nusantara yang melakukan penelitian terhadap jejak sejarahnya.

Imam Pituduh, Wakil Sekjen PBNU sekaligus Ketua Tim Ekspedisi Islam Nusantara yang datang melakukan penelitian ke Lumajang bersama rombongannya, Sabtu (16/4/2016) mengatakan, keberadaan Situs Biting di Dusun Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang merupakan pusat kerajaam Islam tertua di tanah Jawa.

“Bahkan, Lumajang menjadi kerajaan Islam sebelum Kerajaan Demak Bintoro. Untuk membuktikannya, kami melakukan penelitian ke lapangan untuk melakukan eksplorasi mendalam,” katanya.

Sebagai bekal, kata dia, PBNU sejak lama telah mengumpulkan 4 ribu naskah kuno sebagai literasi sejarah pendukung. “Manuskrip kita peroleh dari berbagai sumber, baik naskah pesantren, perguruan tinggi, internasional seperti dari Museum Leiden Belanda, sampai catatan militer dari Portugis yang dijadikan referensi. Karena Portugis sempat masuk ke Indonesia melalui Malaka,” kata dia.

Naskah kuno ini telah dikumpulkan sejak lama oleh PBNU dan saat ini sedang didigitalisasi sebagai data pendukungnya. Namun naskah kuno yang dikumpulkan, bukan buatan kolonial. “Dan banyak naskah kuno yang tersimpan di MuseumLeiden yang bukan buatan kolonial,” katanya.

Naskah berupa data artefak, manuskrip maupun catatan yang lain akan dikaji mendalam oleh Tim ekspedisi Islam Nusantara ini. Untuk membuktikan kajian ini, Tim ekspedisi Islam Nusantara ditugaskan PBNU guna menelusuri jejak-jejak sejarahnya secara langsung di Lumajang. Tim yang terdiri dari 35 orang personil ini, akan melakukan penelitian selama dua hari di Lumajang terhitung mulai Jumat (15/4/2016) hingga hari ini, Sabtu (16/4/2016).

“Kami akan memperkuat kajian itu dengan data penelitian di lapangan mulai hari ini. Tim Ekspedisi melibatkan semua kelembagaan di PBNU dan didukung akademisi. Kita membuat satu analisis yang lebih mendalam. Dari 4 ribu naskah kuno sebagai literasi sejarah ini, masih diverifikasi oleh PBNU untuk mencari mana yang menjadi data pendukung bagi Lumajang sebagai Kerajaan Islam tertua di tanah Jawa,” kata dia.

Lumajang menjadi Kerajaan Islam pertama sebelum Kerajaan Demak Bintoro di Jawa Tengah. “Apakah ini sebelum Majapahit atau pas di era kerajaan Majapahit, kami masih melakukan konfrontir. Kerajaan Demak Bintoro adalah transformasi Kerajaan Islam setelah Majapahit. Namun, sebelumnya di era atau bersamaan dengan masa Majapahit sudah ada Kerajaan Lumajang sebagai Kerajaan Islam pendahulu,” ujarnya.

Tim Ekspedisi Islam Nusantara juga siap membuktikan penelitian kali ini dengan hasil kajian sejarah yang disampaikan lembaga atau perorangan lainnya. “Prinsipnya soal debat tidak ada masalah. Kalau nanti bukti manuskrip akan kita bandingkan dengan bukti manuskrip juga. Kalau bukti arkeologis, kita membandingkan dengan bukti arkeologis juga,” ujar Pituduh.

Penelitisan di Lumajang ini, juga akan dirangkai dengan penelitian sejarah Islam di 40 daerah dari 20 Provinsi di seluruh Indonesia yang akan menjadi rute perjalanan Tim Ekspedisi Islam Nusantara. Di antaranya dari Aceh hingga Papua, seluruh Sulawesi, beberapa daerah di Kalimantan dan Kepulauan Maluku.

Harapannya, lanjut Imam Pituduh, PBNU akan membuat catatan dan babak baru dalam perjalanan sejarah bangsa. Kalau bangsa Indonersia yang sementara ini dianggap bangsa terbelakang, itu salah. Bahkan catatan militer Portugis membuktikan, bahwa bangsa ini sudah mampu membuat dua ribu meriam dengan stempel dan buatan dari Jepara.

“Ada torpedo buatan Majapahit yang berhasil menghancurkan kapal-kapal asing saat itu. Kekuatan Nusantara ini sebagai bangsa yang memiliki tehnologi tinggi, teknik metalurgi tinggi sudah dikenal sejak zaman pra sejarah. Coba datang ke Tuban, di sana ada Nekara sebagai fosil lonceng yang dibuat dengan tehnologi tinggi. Dan yang terpenting, transformasi kerajaan-kerajaan Nusantara ternyata tidak dilakukan dengan konflik,” kata Imam Pituduh.

Sementara itu, Sulthon Fatoni Wakil Ketua PBNU secara terpisah mengatakan kegiatan Ekspedisi Islam Nusantara ini merupakan kelanjutan dari deklarasi gerakan Islam Nusantara oleh PBNU sejak tiga tahun lalu. “Banyak pro dan kontra atas gerakan ini. tetapi dari kajian yang kami lakukan, ini penting. Maka di muktamar NU Jombang, kita kuatkan lagi sebagai tema besar. Yakni Islam Nusantara sebagai promosi tipologi Islam di Asia Tenggara untuk masyarakat muslim dunia,” katanya.

Menurut Fatoni, beberapa waktu lalu Lesbumi (Lembaga Seni danBudaya Muslim Indonesia) menemukan data bahwa jejaring Islam di Nusantara, salah-satunya adalah di Lumajang. Tim lantas menelusuri jejak-jejak islam di Nusantara, termasuk di Lumajang.

“Lumajang merupakan Kabupaten ke 10 yang kami singgahi, akan kita teruskan di Jawa bagian selatan hingga ke Yogyakarta. Ini merupakan bagian dari jejaring Islam Nusantara. Alhamdullillah, usulan kami memasukkan Lumajang sebagai bagian dari daerah yang akan kita kunjungi, diterima oleh tim ekspedisi,” kata dia.

Di tempat yang sama, Susiyanto, Asisten Tata Praja Pemkab Lumajang mengapresiasi penelitian ini, karena Lumajang menjadi salah dari empat daerah di Jawa Timur yang dikunjungi Tim Ekspedisi Islam Nusantara PBNU ini. Selain Lumajang, ada Surabaya, Gresik dan Mojokerto.

“Penelitian bahwa Lumajang merupakan salah satu kerajan yang menyiarkan agama Islam di nusantara tentu membanggakan kami. Harapannya Lumajang lebih dikenal lagi, tidak hanya di Nusnatara namun juga Internasional,” kata Susiyanto. (her/fik)

Teks Foto :
– Sulthon Fatoni Wakil Ketua PB NU bersama Samsul Huda Ketua PC NU Kabupaten Lumajang saat pemaparan perjalanan Tim Ekspedisi Islam Nusantara di STAIS Syarifuddin Lumajang.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
28o
Kurs