Masih tingginya curah hujan di tengah musim kemarau akibat fenomena Lanina, membawa dampak buruk terhadap produktivitas hewan ternak di Lumajang. Dimana hewan ternak yang banyak dibudidayakan, baik sapi maupun kambing rawan terserang penyakit hati.
drh Gatot Subiyantoro Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Senin (15/8/2016), mengatakan penyakit cacing hati berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditi ternak. “Meski pakannya sudah maksimal, tapi berat hewan ternak terus menyusut,” katanya.
Fenomena Lanina dengan masih tingginya intensitas hujan ini, menurutnya, menyebabkan tingginya potensi penyebaran cacing hati. Pasalnya, kondisi aliran air terpenuhi dengan baik sehingga tidak ada pemutusan mata rantai berupa panas terik.
Dampaknya, pola pemberian pakan juga terpengaruh cuaca basah yang menyebabkan penyebaran penyakit cacing hati. “Biasanya hewan perantara untuk penyakit cacing hati, kebanyakan berada di daerah dekat aliran sungai atau saluran irigasi. Hewan perantaranya adalah keong,” katanya.
Karena cuaca basah, masih menurutnya, maka pakan yang diberikan kepada ternak juga basah dan didalamnya hidup cacing hati yang ditimbulkan oleh keong. “Apalagi pakan juga basah. Sehingga penyakit ini semakin cepat menyebar,” ujarnya.
Serangan penyakit cacing hati ini, diantaranya terjadi di wilayah Kecamatan Pasirian, Tempeh, Kunir, Candipuro dan Kecamatan lainnya di wilayah selatan Lumajang. Di wilayah-wilayah ini, terdapat ribuan ternak baik sapi maupun kambing yang terserang penyakit cacing hati.
Ternak yang terpapar, lanjutnya, terutama yang tidak digembalakan dan diberikan rumput yang berada di saluran irigasi atau aliran sungai. Ciri-ciri serangan penyakit ini, bisa dilihat perkembangan tubuh ternaknya, yakni tidak bisa gemuk meski diberikan pakan yang baik. “Solusinya diberikan obat cacing hati untuk penanggulangan,” terangnya.
Untuk langkah penanggulangan menyeluruh, Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang juga telah mendistribusikan 7.500 obat cacing hati ke daerah-daerah yang terkategori basah. Pemberian obat ini dilakukaan untuk ternak yang terserang cacing hati maupun yang tidak sebagai upaya pencegahan.
“7.500 paket obat cacing hati ini, telah kita bagikan gratis kepada petrenak bulan Juli lalu. Sasarannya untuk ternak yang terserang penyakit cacing hati maupun tidak. Peternak juga telah kita anjurtkan untuk memberikan obat cacing hati ini dua kali setahun guna pencegahannya. Agar produktivitas ternak lebih optimal lagi,” paparnya.
Apalagi, saat ini peternak juga tengah giat melakukan pembesaran terhadap hewan ternaknya, baik sapi maupun kambing sebagai persiapan komoditi yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan Hari Raya Idul Adha mendatang.
“Dalam proses pembesaran ini, upaya penanggulangan penyakit cacing hati kita intensifkan agar ternak layak dijadikan hewan kurban dan siap dijual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai daerah,” pungkas dia. (her/dwi)