Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan guguran awan panas dari Gunung Semeru tidak berdampak pada hutan lindung yang berada di lereng gunung tersebut.
”Laporan dari petugas Pos PGA di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, secara signifikan, areal hutan masih tetap aman dan tidak ada dampak signifikan atas aktivitas guguran awan panas pagi tadi,” kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar TNBTS kepada Sentral FM, Sabtu (13/2/2016)
Dia menambahkan, aktivitas guguran awan panas ini terjadi di saat jalur pendakian Semeru ditutup sejak awal Januari lalu. Sehingga, Balai Besar TNBTS merasa lega karena tidak perlu memobilisasi pendaki turun untuk keamanan.
“Jalur pendakian akan dibuka April mendatang. Namun dengan kondisi aktivitas Semeru seperti ini, kita lihat dulu perkembangannya sesuai koordinasi dengan PVMBG. Jadi tidak dapat dipastikan dulu,” katanya.
Dirinya menegaskan, aktivitas Semeru yang terjadi Sabtu pukul 06.05 WIB bukan letusan atau erupsi. Dari konfirmasi PVMBG di Gunung Sawur, telah terjadi guguran awan panas ke arah selatan atau Sungai Besuk Bang dan Besuk Kembar di wilayah Kabupaten Lumajang.
“Pusat awan panas di puncak lidah lava. Tidak terjadi kerugian atau ancaman karena jauh dari pemukiman. Sejauh ini ditegaskan juga bahwa status Gunung Semeru tetap waspada (level II),” ujarnya.(her/iss/fik)
Teks Foto :
-. Gunung Semeru menyemburkan kepulan asap tebal akibat guguran awan panas yang terjadi sejak pukul 06.05 WIB.
Foto : Sentral FM.