Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) kali ini dibuat sibuk dengan hilangnya pendaki asal Swiss bernama Lionel Du Creaux di Puncak Gunung Semeru.
Apalagi, pendaki yang hilang berstatus Warga Negara Asing (WNA) sehingga upaya pencarian melalui Open SAR selama tiga hari terakhir terus dilakukan.
“Termasuk saat ini ada perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Swiss di Indonesia yang mengirim perwakilannya dari Konsulat Kehormatan di Surabaya ke Posko SAR Ranupani. Perwakilan Kedubes Swiss bernama Mr Christhoper ini, meminta penjelasan progres pencarian hingga saat ini,” kata Ahmad Susjoto Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah II TNBTS di Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (11/6/2016).
Selain itu, kata Ahmad, Christhoper juga meminta penjelasan kronologis pendakian hingga hilangnya Lionel Du Creaux yang dilaporkan melakukan ekspedisi secara illegal ke puncak Gunung Semeru bersama Alice Guignard dari Perancis.
“Ini yang menjadikan kita sibuk, karena pendakiannya dilakukan secara illegal. Mereka mendaki dari Ranupani tanpa melapor, melakukan registrasi dan bahkan membeli tiket. Padahal sesuai regulasi, pendaki yang akan melakukan ekspedisi harus melapor dan registrasi, sekaligus membeli tiket,” kata dia.
Selain itu, sesuai regulasi pendaki juga harus melengkapi diri dengan keterangan sehat. Dan sebelum melakukan pendakian, mereka juga harus mengikuti briefing yang diberikan petugas Resort TNBTS Ranupani untuk memberikna penjelasan sekaligus aturan pendakian yang wajib dipatuhi.
“Salah-satunya adalah pendakian hanya diperbolehkan sampai titik Kalimati saja. Nah dalam kasus Lionel Du Creaux dan Alice Guignard ini, selain tidak melapor, registrasi dan membeli tiket, ia bersama Alice Guignard juga melanggar batas pendakian. Sehingga pelanggarannya banyak. Keduanya sama-sama melakukan banyak pelanggaran,” ujarnya.
Menurut Ahmad Susjoto, pendaki asal Swiss dan Perancis ini mendaki mulai pukul 07.00 WIB pada Jumat (3/6/2016), padahal Pos Resort TNBTS Ranupani baru dibuka pukul 08.00 WIB.
“Dari keterangan yang disampaikan Alice Guignard, mereka datang ke Ranupani melalui Malang lewat jalur tumpang setelah sebelumnya menginapo di Hotel Merbabu. Mereka datang ke Indonesia melalui Yogyakarta hingga akhirnya ke Semeru ini,” kata dia.
Menariknya, kepada pihak TNBTS saat ditemui bersama Christopher, perwakilan Kedubes Swiss di Indonesia, Alice Guignard juga menyebutkan jika dirinya bertemu dengan Lionel Du Creaux saat melakukan perjalanan wisata di Thailand sebelum berkunjung ke Indonesia.
“Alice bertemu dengan Lionel di Thailand. Alice memang berniat ke Semeru dan telah membawa perbekalan mendaki. Sedangkan Lionel tidak berniat ke Semeru, hingga ia tidak membawa perlengkapan untuk mendaki,” kata dia.
Namun, Lionel ngotot ingin mengikuti Alice untuk ke Semeru. Setelah tiba di Malang dan menginap di Hotel Merbabu, ia mencapai tempat persewaan alat pendakian. Bahkan, paspor milik Lionel dijadikan sebagai jaminan untuk persewaan alat mendaki.
“Mereka pun datang ke Ranupani untuk melakukan ekspedisi pendakian ke Puncak Gunung Semeru. Bisa dikatakan Lionel tidak berniat mendaki, namun ia mengikuti Alice yang ingin mendaki Gunung Semeru,” kata Ahmad Susjoto. (her/fik)
Teks Foto :
– Alice Guignard, pendaki Gunung Semeru asal Perancis bersama Christopher, perwaklilan Kedutaan Besar (Kedubes) Swiss di Posko SAR Ranupani.
Foto : Sentral FM.