Harga gula tingkat eceran di pasaran Lumajang terus meningkat. Bahkan hari ini, Selasa (24/5/2016), harganya sudah menembus Rp17 ribu perkilogram. Padahal beberapa hari sebelumnya sekitar Rp15 ribu perkilogram.
Mahalnya harga gula ini, dikeluhkan juga oleh konsumen. Khoiroh (45), pemilik warung kopi di Jl. Jenderal Sutoyo, Kelurahan Jogoyudan, Kecamatan Kota Lumajang kepada Sentral FM mengatakan, dengan mahalnya harga gula akan mempengaruhi keuntungan penjualannya. “Sebab, harga kopi dan gorengan yang menggunakan gula kan tidak mungkin dinaikkan,” katanya.
Sementara itu, Bambang Suryo Kepala Bidang Perdagangan Kantor Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Lumajang mengungkapkan, dari hasil pengecekan pasar memang harga gula di tingkat eceran hari ini terus naik. “Harga gula hari ini sudah Rp17 ribu perkilogramnya,” ujarnya.
Kenaikan harga tersebut, masih menurutnya, sesuai kajian dan informasi yang diperoleh Disperindag disebabkan beberapa faktor. Di antaranya Pabrik Gula (PG) telat giling karena pengaruh cuaca. Akibatnya lelang gula belum dilakukan hingga tidak ada pasokan ke pasaran. Kendala itu juga yang disampaikan dari koordinasi dengan Disperindag Jatim.
Kalaupun ada stok, pihak Distributor juga memiliki pasokan yang menipis untuk dikirim ke pasar. Padahal, prinsip pasar supplay and demand. Sehingga ketika supplay sedikit dan permintaan tetap atau bertambah, akan mempengaruhi harga menjadi tinggi.
“Itu mekanisme pasar. Kondisi itu juga telah kami cek langsung ke tiga distributor gula di Lumajang. Di antaranya di dekat Kantor Satpol PP, Toko Semangat dan Toko Merdeka. Stok di ketiga distributor ini tinggal sedikit. Mereka juga masih pesan di Surabaya dan belum dikirim,” katanya.
Dengan pengecekan di tingkat distributor ini, Bambang Suryo memastikan, jika di Lumajang tidak terjadi permainan tengkulak untuk komoditi gula. “Tidak ada permainan, murni karena stoknya tinggal sedikit. Sehingga kami (Disperindag Lumajang, red) tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi faktual di pasar memang seperti itu,” ujarnya.
Namun, Disperindag Kabupaten Lumajang meminta pihak distributor untuk menambah pasokan gula guna persiapan menjelang Ramadhan yang tinggal 13 hari lagi dan lebaran. “Kami meminta Distributor menambah minimal 20 persen sampai 40 persen dari pesanan biasanya. Dengan penambahan stok di tingkat distributor tersebut, kami berharap stok gula untuk persiapan memasuki ramadhan dan lebaran tercukupi. Termasuk juga untuk kebutuhan lainnya seperti tepung, minyak goreng dan kebutuhan pangan fabrikasi lainnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bambang Suryo juga menjelaskan, Disperindag Kabupaten Lumajang saat ini tengah melakukan koordinasi untuk upaya stabilisasi harga gula di pasaran dengan Disperindag Jatim.
Upaya yang ditempuh adalah dengan menggelar pasar murah gula yang disuplai oleh PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia), salah-satu BUMN yang memiliki tupoksi mengendalikan harga gula.
“Kami berharap, pasar murah gula yang dipatok Rp12 ribu perkilogram ini, akan digelar 30 Mei mendatang. Pasar murah gula ikni juga digelar mobile, keliling di beberapa Kecamatan sekaligus. Sedangkan untuk berapa banyak stok yang akan disuplai ke Lumajang guna kebutuhan ini, kami masih koordinasikan lebih lanjut dengan Disperindag Jatim,” ujarnya.
Ia juga berharap, dengan adanya pasar murah dan penambahan stok gula di tingkat distributor yang nantinya digerojok ke pasaran, akan menstabilisasi harga komoditi ini. Harga ideal tingkat aman untuk komoditi gula di Lumajang, menurutnya, berkisar Rp12 ribu sampai Rp13 ribu perkilogram di tingkat eceran.
“Itu harga ideal sesuai HPP pemerintah. Namun kalangan ibu rumah tangga juga jangan sampai overbuying terhadap komoditi gula. Beli yang wajar-wajar saja sesuai kebutuhan, agar stok gula juga mencukupi di pasaran,” kata Bambang Suryo. (her/ipg)
Teks Foto :
– Pedagang pracangan di Lumajang.
Foto : Sentral FM