Sepekan terakhir, cuaca ekstrem melanda laut selatan Lumajang. Akibatnya, ombak menjadi ganas dengan ketinggian mencapai lebih dari 3 meter sehingga membuat para nelayan tidak melaut.
“Hanya nelayan yang tergolong berani saja yang nekat untuk tetap melaut. Dari ratusan nelayan yang ada, hanya 60 persen saja yang masih melakukan aktivitasnya mencari ikan,” kata Syaiful Kepala Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Sabtu (2/4/2016).
Dengan keadaan ini, perekonomian para nelayan dipastikan juga akan terganggu, karena ada sebagian di antara mereka yang tidak mendapatkan penghasilan dari melaut.
“Para nelayan saat ini hanya menggantungkan penghasilan dengan aktivitas istrinya yang bekerja membuat pindang dan membuka warung. Ada juga yang mengembangkan budidaya ikan yang juga cukup ramai,” ujarnya.
Syaiful mengatakan, cuaca buruk yang mengakibatkan sebagian nelayan libur melaut ini juga membawa dampak lainnya. Yakni memicu minimnya pasokan ikan ke pasaran.
“Dengan berkurangnya pasokan ikan ke pasar, harganya jadi naik. Contohnya untuk tongkol yang biasanya Rp10 ribu, naik menjadi Rp12 ribu sampai Rp15 ribu,” kata dia.
Kondisi cuaca akstrem ini diperkirakan oleh Kantor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang akan terjadi sampai awal bulan depan. (her/fik)