Sabtu, 23 November 2024

Drone Belum Optimal Melacak Jejak Pendaki Swiss di Puncak Semeru

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Setelah Open SAR pencarian Lionel Du Creaux yang hilang di puncak Gunung Semeru diperpanjang, upaya lanjutan untuk melacak jejak survivor pendaki asal Swiss itu terus intensif dilakukan.

Hingga hari Kamis (16/6/2016), memasuki hari ke-12 hilangnya pendaki asing di puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, upaya penyisiran tetap difokuskan ke kawasan Blank 75 dan Gunung Boto, baik melalui jalur Tawonsongo maupun Kalimati.

M. Arifin Kepala Basarnas Surabaya yang diperbantukan dalam operasi SAR di Semeru kepada Sentral FM mengatakan, pergerakan untuk pencarian hari ini, 3 sru akan menyisir dari Blank 75 ke batas vegetasi dan menyusuri puncak Mahaameru. Selanjutnya, menuju cerug-cerug laut lasir.

“Hari ini juga ada tambahan satu Tim SAR Muhammadiyah Solo berjumlah 3 personil yang bergabung dengan Sru Basarnas. Seluruh personil pencarian terbagi 5 sru, termasuk Sru dari jalur Tawonsongo yang akan menyisir Pal B sampai kawasan Gunung Boto,” kata Arifin.

Selain itu, upaya pencarian dari jalur darat akan didukung dengan pelacakan jejak dari jalur udara melalui operasional helikopter drone yang telah didatangkan dari Basarnas pusat. “Drone sejak kemarin memang sempat dua kali diterbangkan untuk melakukan pelacakan jejak survivor dari Pos SAR Ranupani. Namun belum optimal karena terkendala cuaca,” ujarnya.

Hingga kemarin Rabu (15/6/2016), drone diterbangkan dua kali selama masing-masing 15 menit ke puncak Semeru. Penerbangan dilakukan sekitar jam 13.00 WIB dan 15.00 WIB. Namun hempasan angin dengan kecepatan 13 knot dan cuaca yang tidak mendukung karena tertutup kabut hingga visibility-nya kurang, membuat pencarian dari jalur udara dihentikan.

Hingga saat ini, Basarnas memindahkan lokasi penerbangan helikopter drone ke Pos SAR Tawonsongo yang areanya lebih lapang dan visibility-nya mendukung. Selain itu, M. Arifin juga menyampaikan berbagai dugaan terkait keberadaan survivor pendaki Swiss yang dicari. Pasalnya sampai hari ke-8 Open SAR ini, penelusuran secara menyeluruh sudah dilakukan, namun keberadaan Lionel Du Creaux belum juga terdeteksi. Sehingga muncul dugaan jika pendaki asal Swiss ini tidak berada di wilayah Semeru lagi, meski keberadaannya saat ini belum diketahui. “Untuk itu, kami akan menghubunghi Kedubes (Kedutaan Besar) Swiss untuk mencari tahu apakah survivor sudah pulang atau belum,” ujar Arifin.

Sesuai dengan pengalaman Basarnas selama ini dalam melakukan Open SAR pencarian pendaki yang hilang, jika survivor tersesat dan diam ditempat, maka dalam waktu empat hari dilakukan penyisiran maka lokasi keberadaannya sudah ditemukan. “Pengalaman kami, ada survivor yang sudah pulang ke rumah, tapi kita masih melakukan pencarian di gunung. Untuk itu, kami masih menghubungi Christopher dari Perwakilan Konsulat Kehormatan Swiss di Surabaya yang bertugas menyambungkan ke berbagai pihak, termasuk keluarganya,” kata M. Arifin. (her/tit/rst)

Teks Foto :
– Helikopter Drone tanpa awak yang dioperasionalkan Basarnas untuk melacak jejak pendaki yang hilang dipindahkan dari Ranupani ke Pos SAR Tawonsongo.

Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs