Aktivitas vulkanik Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, masih tetap tinggi dengan kepulan asap bercampur debu dari kawah dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut.
Edy Prasojo selaku Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi) Bandung kepada Sentral FM mengatakan, erupsi Gunung Bromo tetap strombolian dan terpantau saat malam hari.
“Strombolian Gunung Semeru secara rutin terus terpantau malam hari dengan sinar api yang terlihat dari kawah. Strombolian memang muncul kalau malam dengan tampaknya sinar api di dalam kawah yang rutin bisa terpantau secara visual. Lontarannya masih di dalam kawah. Istilah bom abu vulkanik dengan semburan asap yang rata-rata belakangan ini mencapai 1.500 meter diatas permukaan laut (mdpl),” kata dia, Minggu (17/1/2016).
Saat ini, masih kata Edy Prasojo, yang sedang diamati adalah kepulan asap yang semakin hari semakin gelap. “Itu artinya semakin banyak lagi materi vulkanik padatan yang menjadi abu vulkanik. Komposisinya, kalau nanti sudah selesai dari tahapan semburan asap ini, maka akan kembali lagi tinggal gempa tremor,” ujarnya.
Dari pantauan rutin yang dilakukan PVMBG pada aktivitas Gunung Bromo hari ini pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, secara seismik kegempaan tremor berada di amplitudo 2 mm sampai 27 mm dan dominan pada 5 mm. Suara gemuruh sedang dari kawah masih terdengar.
“Secara visual cuaca cerah, angin tenang dan suhu antara 12 sampai 23 derajat celcius,” katanya.(her/dop/dwi)